KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis rekomendasi beli saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Di tengah harga saham BBCA yang tertekan, kinerja bank swasta terbesar di Indonesia ini masih bagus, berhasil meningkatkan perolehan laba.
BBCA membukukan laba bersih sepanjang Januari-September 2025 mencapai Rp 43,4 triliun. Capaian tersebut meningkat 5,7% secara tahunan alias year on year (YoY).
Menilik pada laporan keuangannya, Senin (20/10/2025), BCA masih berjibaku dengan beban biaya pencadangan yang tetap menggunung. Pasalnya, beban yang perlu ditanggung BCA untuk pos tersebut naik 60,1% YoY menjadi Rp 3,5 triliun.
Kenaikan beban biaya pencadangan tersebut juga membuat beban perusahaan mengalami peningkatan. Di mana, beban yang dimiliki BCA sepanjang sembilan bulan pertama 2025 ini naik 5% YoY menjadi Rp 28 triliun.
Baca Juga: Pembelian iPhone 17 Antre 2 Minggu, Harga iPhone 16 di Blibli Naik
Di sisi lain, salah satu penyokong kenaikan laba tersebut adalah pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 63,9 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya, pendapatan bunga bersih dari BCA baru senilai Rp 60,7 triliun.
Tak hanya itu, pendapatan non bunga yang didapat BCA juga mengalami kenaikan 12,4% YoY menjadi Rp 21,4 triliun di September 2025. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan berbasis komisi yang mencapai Rp 15,1 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasinya sendiri, BCA memiliki portofolio kredit di September 2025 mencapai Rp 944 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, kredit milik bank swasta terbesar di Indonesia ini baru senilai Rp 877 triliun.
Sementara itu, BCA juga masih mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2025 mencapai Rp 1.204 triliun. Angka tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan periode September 2025 yang senilai Rp 1.125 triliun.
Baca Juga: BYD Recall 115.000 Mobil Listrik di China, Apakah di Indonesia Juga Ada Penarikan?
Rekomendasi saham
Harga saham BBCA mulai bankit pada perdagangan Senin 20 Oktober 2025, di level 7.875, naik 600 poin atau 8,25% dalam lima hari. Namun sejak awal tahun 2025, harga saham BBCA masih turun 2.025 poin atau 20,45%.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Reza Diofanda menilai saham bank blue chip seperti BBCA layak dikoleksi para investor. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diprediksi turun sebesar 25 basis poin ke level 4,50% pada 22 Oktober 2025 mendatang.
Bila terjadi, kondisi suku bunga ini berpotensi menurunkan biaya dana dan memperkuat prospek margin bank. “Selain itu, terdapat sentimen positif dari dana pensiun domestik yang mulai meningkatkan alokasi portofolio ke saham-saham perbankan, memperkuat arus likuiditas sektor ini,” ujar Reza.
Reza menambahkan, secara valuasi pun beberapa saham bank besar masih tergolong rendah dibandingkan rata-rata historisnya. Misalnya, BBCA saat ini diperdagangkan di sekitar price to book value (PBV) 3,3 kali dengan valuasi 2,4 standar deviasi di bawah rata-rata valuasi BBCA dalam 5 tahun terakhir.
Dalam jangka pendek, Reza menilai saham BBCA layak dikoleksi.
Investment Analis Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai, saat ini adalah momentum untuk akumulasi bertahap saham-saham blue chips, terutama bagi investor jangka menengah hingga panjang.
“Fase saat ini masih merupakan tahap akumulasi, belum mark up, namun jika sentimen tetap positif, potensi penguatan bisa terlihat dalam beberapa bulan ke depan atau awal tahun mendatang,” katanya.
Ekky menyebut, sektor yang bisa dicermati ialah perbankan, properti, dan konsumsi seperti rokok, makanan, dan tekstil. Sektor energi terbarukan dan bahan baku semacam baja dan nikel juga tetap menarik karena prospek jangka panjangnya masih solid.
Managing Director Research and Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su memandang, saham perbankan memiliki prospek positif dalam jangka menengah-panjang.Hal ini berkat fundamental yang solid dan potensi pemulihan kredit.
Harry Su merekomendasikan BBCA dengan target harga Rp 9.600
Selanjutnya: Kas US$ 344 Miliar Berkshire: Benteng Anti‑Krisis saat Pasar Mahal
Menarik Dibaca: Lanjut Menguat, IHSG Kembali ke Atas 8.100 Pada Selasa Pagi (21/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News