TELEKOMUNIKASI - JAKARTA. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) menjadi pemenang dalam seleksi lelang pita frekuensi radio 2,3 Ghz. Pita frekuensi tersebut dinilai nantinya bisa dimanfaatkan untuk jaringan 5G.
Telkomsel memperoleh dua blok, yakni A dan C, sementara Smartfren hanya mendapatkan satu blok, yakni blok B dengan harga lelang Rp 176,9 miliar per blok.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margonis, dalam risetnya pada 23 April menuliskan, kemenangan tersebut secara umum akan menjadi katalis positif bagi kinerja Telkomsel maupun Smartfren.
Ia melihat, kinerja operasional keduanya akan meningkat diiringi dengan perbaikan pada efisiensi belanja operasional keduanya, Selain itu, keduanya akan mendapat keuntungan pada pengembangan jaringan 5G ke depan.
"Terkhusus untuk Smartfren, keberhasilan mereka memenangkan satu blok ini akan menguatkan jaringan mereka. Smartfren juga akan lebih punya daya saing dengan operator telco lain yang punya eksposur ke segmen low-end," tulis Niko dalam risetnya.
Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan pelemah pada Senin (3/5), ini sentimen pemberatnya
Sementara analis Henan Putihrai Sekuritas, Muhammad As'ad menjelaskan, hasil lelang pita tersebut tidak hanya menguntungkan pemenang, namun juga sektor telco itu sendiri asalkan pemerintah tidak membatalkan pemenang hasil lelang kali ini.
"Pasalnya UU Cipta Kerja dan PP No. 46 tahun 2021 memungkinkan operator telekomunikasi untuk berbagi spektrum pada implementasi jaringan teknologi baru," kata As'ad kepada Kontan.co.id, Jumat (30/4).
Hanya saja, As'ad menyebut dampak positif tersebut baru akan dirasakan secara jangka panjang. Hal ini lantaran penyesuaian frekuensi dengan perangkat yang dapat memanfaatkan teknologi 5G itu perlu waktu yang tidak sebentar
Setali tiga uang, analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya juga mengatakan, dengan masing-masing emiten operator seluler tengah menyiapkan jaringan 5G, maka lelang frekuensi tersebut ke depan punya peranan penting dalam mengakomodasi hal tersebut.
Selain itu, lelang frekuensi juga disebut akan turut meningkatkan kualitas jaringan para operator seluler saat ini. Apalagi, dengan kebutuhan internet yang semakin tinggi, perbaikan kualitas jaringan akan menunjang kinerja emiten ke depannya.
"Periode momen bulan ramdan dan lebaran umumnya juga akan jadi katalis positif karena akan mendorong konsumsi internet di masyarakat. Sehingga hal ini diharapkan bisa memberi dampak positif untuk kinerja emiten telco di kuartal II-2021," imbuh Anissa.
Baca Juga: Kinerja emiten di kuartal II-2021 diprediksi bakal lebih baik
As'ad menambahkan, salah satu katalis lain yang bisa menjadi pendongkrak kinerja sektor ini adalah aksi merger and acquisitions (M&A). Menurutnya, aksi tersebut bisa menjadi sentimen positif karena akan membuat persaingan harga antar-operator jadi lebih sehat.
Untuk sektor ini, Niko memberi rating overweight dengan menjadikan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebagai top picknya.
Menurutnya, proses M&A justru menimbulkan ketidakpastian pada sektor telco. Namun, dengan Telkom tidak terlibat dalam proses tersebut, dan justru terus membangun keunggulan jaringan dan jangkauan digital membuatnya berpotensi lebih unggul.
Niko juga melihat PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bisa dijadikan pilihan. Ia menilai FREN berpotensi menjadi kuda hitam pada sektor ini seiring bersedia mencairkan sebagian besar struktur kepemilikan sahamnya untuk membuka ruang masuknya investor besar.
Sementara baik As'ad dan Anissa sama-sama menjadikan TLKM dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebagai top picknya karena dinilai punya valuasi saham yang sedang murah.
Berikut rekomendasi saham-saham emiten telco:
1. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
TLKM dinilai akan semakin memperkuat posisinya seiring terus memperluas jangkauan digitalnya. Teranyar TLKM telah berinvestasi pada Gojek yang kelak akan melakukan merger dengan Tokopedia menjadi Goto. Telkomsel lewat Goto bisa menambah pendapatannya lewat fintech dan digital marketing seiring meningkatnya permitaan pakat data. TLKM juga bisa merambah B2B dengan menawarkan layanan cloud, data centers kepada merchants Tokopedia.
Analis BRIDanareksa Sekuritas Niko Margonis merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.600 per saham.
2. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Sepanjang kuartal I-2021, jumlah pelanggan EXCL turun 1,9 juta menjadi 56 juta pelanggan. Walau demikian, ARPU campuran EXCL masih tercatat naik 2,9% secara kuartalan menjadi Rp 35.000 per bulan seiring pertumbuhan trafik data yang naik 1,1% sepanjang kuartalan.
Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya merekomendasikan beli EXCL dengan target harga Rp 3.250 per saham.
3. PT Indosat Tbk (ISAT)
Rencana merger antara ISAT dengan PT Hutchinson 3 Indonesia yang semula direalisasikan pada 30 April 2021 harus diundur dua bulan sehingga menjadi 30 Juni 2021. Mundurnya rencana ini seiring dengan kedua perusahaan harus menyelesaikan due diligence serta syarat-syarat dan ketentuan kesepakatan.
Baca Juga: Jelang rilis data pertumbuhan ekonomi, simak proyeksi pergerakan IHSG Senin besok
Analis menilai molornya rencana tersebut tidak memberi dampak yang signifikan ke saham ISAT dan secara jangka panjang masih akan jadi katalis positif untuk ISAT
Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad merekomendasikan beli saham ISAT dengan target harga Rp 7.500 per saham.
4. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
Keberhasilan FREN memenangkan blok B lelang pita frekuensi radio 2,3 Ghz dengan harga lelang Rp 176,9 miliar per blok akan menguatkan jaringan mereka. FREN pun dinilai akan lebih punya daya saing dengan operator telco lain yang punya eksposur ke segmen low-end.
Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan merekomendasikan buy on weakness untuk saham FREN dengan level support Rp 80 dan level resistance Rp 88.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News