REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) kuartal I 2022 tersulut lonjakan harga batubara. Emiten pertambangan batubara ini membukukan penjualan bersih sebesar US$ 640 juta pada kuartal I 2022, naik 125% dari kuartal I 2021 senilai US$ 284 juta.
Secara tahunan atau year-on-year (yoy), laba bersih ITMG terdongkrak naik 407%, dari US$ 42 juta pada kuartal pertama tahun 2021 menjadi US$ 213 juta pada kurun waktu yang sama tahun ini.
Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi menilai, realisasi top dan bottom line ITMG berada di atas ekspektasi yang dipasang. Namun, secara triwulanan, Aqil menyebut pendapatan ITMG mengalami penurunan sebesar 15,07%. Sementara itu, laba bersih hanya naik 18,88% secara kuartalan.
Dari sisi operasional, produksi batubara ITMG yang mencapai 4,2 juta ton atau naik 2,43% YoY di kuartal I 2022, mencerminkan 23% dari estimasi yang dipasang MNC Sekuritas. Adapun MCN Sekuritas mengestimasikan ITMG akan memproduksi 18,3 juta ton batubara pada 2022.
Meski secara tahunan naik, produksi batubara ITMG turun 26,19% secara kuartalan dari angka 5,3 juta ton di kuartal IV 2021.
Baca Juga: Permintaan Ekspor Berpotensi Meningkat, Emiten Batubara Belum Revisi Target
Aqil melihat, produksi ITMG tahun ini akan sangat terbatas seiring berakhirnya operasional tambang Kitadin Embalut pada Februari 2022, meskipun memang tambang ini akan digantikan operasional tambang Graha Panca Karsa (GPK).
MNC Sekuritas memperkirakan total produksi batubara ITMG berada di rentang 18,25 juta ton sampai 18,50 juta ton tahun ini. Sebagai perbandingan, tahun lalu konstituen Indeks Kompas100 ini memproduksi 18,10 juta ton batubara.
Dari sisi sektoral, MNC Sekuritas memproyeksikan harga batubara akan tetap solid sepanjang tahun ini. Aqil melihat adanya sejumlah katalis yang membuat harga komoditas energi ini kembali naik.
Pertama, perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Kedua, kebijakan China untuk melonggarkan lockdown yang berpotensi meningkatkan permintaan batubara. Ketiga, krisis listrik di India yang akan mempengaruhi permintaan batubara.
“Oleh karena itu, kami meningkatkan perkiraan harga rata-rata untuk tahun ini menjadi lebih dari US$ 150 per metric ton dari sebelumnya US$ 120 per metric ton, karena kami meyakini harga batubara akan tetap tinggi di sisa tahun ini,” tulis Aqil dalam riset, Jumat (20/5).
MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG dengan target harga Rp 36.300. ITMG diyakini akan membukukan kinerja yang solid sepanjang tahun ini, terutama didukung kenaikan harga batubara di tengah eksposur yang lebih tinggi ke pasar ekspor.
Baca Juga: Harga Batubara Melambungkan Laba Indo Tambangraya (ITMG) hingga 407%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News