EMITEN - JAKARTA. PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) masih harus menanggung kerugian sebesar Rp 10,56 miliar di semester I-2023. Padahal, pada saat yang sama pendapatan perusahaan terpantau naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengutip laporan keuangan yang dirilis pada Jumat (4/8), rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk JAST alami pembengkakan 23,44% menjadi Rp 10,56 miliar, dari semula Rp 8,56 miliar di semester I-2022.
Padahal, dari sisi pendapatan tercatat tumbuh signifikan sebesar 138,02%, dari semula Rp 33,47 miliar selama semester pertama 2022, menjadi Rp 79,67 miliar di semester pertama tahun ini.
Baca Juga: Jasnita (JAST) Catatkan Marketing Sales Rp 88 Miliar Sepanjang Tahun 2022
Pertumbuhan pendapatan tersebut ditopang oleh proyek telekomunikasi yang mencapai Rp 74,75 miliar. Di mana, pada posisi yang sama tahun sebelumnya pendapatan dari bisnis ini hanya tercatat Rp 632,49 juta.
Kemudian, disusul oleh pendapatan jasa interkoneksi dan internet Rp 2,76 miliar, jasa non koneksi Rp 1,86 miliar, dan jasa lainnya Rp 288 juta.
Naiknya pendapatan ikut mendorong kenaikan beban pokok pendapatan JAST sebesar 162,18% menjadi Rp 63,95 miliar. Sehingga menghasilkan laba kotor naik 73,15%, dari Rp 9,08 miliar menjadi Rp 15,72 miliar.
Di sisi lain, JAST mampu menekan beban usaha menjadi hanya Rp 11,10 miliar. Di mana, sebelumnya jumlah beban usaha sebesar Rp 11,10 miliar.
Beban usaha tersebut meliputi beban pemasaran Rp 645,96 juta serta beban umum dan administrasi Rp 10,45 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News