Sepanjang 2022, Penjualan TBS Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Meningkat 61,09%

Selasa, 09 Mei 2023 | 08:45 WIB   Reporter: Diki Mardiansyah
Sepanjang 2022, Penjualan TBS Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Meningkat 61,09%


EMITEN - JAKARTA. Produsen sawit, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2022.

Chief Executive Officer SSMS Nasarudin Bin Nasir mengatakan, di tengah berbagai tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2022, SSMS berhasil membukukan kinerja yang baik dengan hampir semua segmen usaha menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Nasarudin menerangkan, dari segmen Tandah Buah Segar (TDS), SSMS mencatat telah melakukan penjualan TBS pada tahun 2022 sebesar Rp228,08 miliar, meningkat 61,09% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 141,59 miliar.

Sedangkan untuk volume produksi TDS sebanyak 1.755.970 metrik ton, meningkat 9% dari tahun sebelumnya sebanyak 1.611.494 metrik ton.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Perkebunan saat Harga CPO Lesu

"Jika dibandingkan dengan target yang dicanangkan dalam budget 2022, volume produksi TBS mencapai 96% dari yang ditargetkan," kata Nasarudin dalam Pubex 2022, Senin (8/5).

Sementara itu, produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO), tercatat peningkatan sebesar 14,25% atau sebesar 508.100 metrik ton jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 444.720 metrik ton.

Peningkatan juga terdapat di volume produksi Inti Sawit (PK) sebesar 16,28% dari 83,438 metrik ton di tahun 2021, menjadi 97.019 metrik ton di tahun 2022.

"Tetapi ada penurunan pada Minyak Inti Sawit (PKO) sebesar 19,50% dari 22.360 metrik ton di tahun 2021 menjadi 18.726 metrik ton," tuturnya.

Nasarudin bilang penjualan CPO juga meningkat sebesar Rp6,30 triliun atau sebesar 42,86% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 4,41 triliun. 

 

 

Adapun, Nasarudin mengungkapkan, dari Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, SSMS membukukan volumen penjualan sebesar Rp 7,26 triliun, meningkat 39,63% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp5,20 triliun.

"Peningkatan total penjualan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga jual minyak kelapa sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit yang disebabkan tren peningkatan harga minyak kelapa sawit selama periode Januari hingga April 2022," ujarnya.

Meskipun, lanjut Narasudin, pada periode Mei sampai Desember 2022 terjadi tren penurunan harga dan permintaan akan minyak kelapa sawit yang disebabkan oleh peraturan DMO (Domestic Market Obligation) yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru