EMITEN - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menargetkan memproduksi sebanyak 3 juta ton hingga 3,5 juta ton batubara tahun ini. Wakil Direktur Utama TOBA Pandu Patria Sjahrir mengatakan, target ini cenderung stagnan dibanding realisasi tahun lalu.
“Target yang stagnan ini karena fokus kami ingin ke energi yang terbarukan,” terang Pandu di Jakarta, Rabu (8/6).
Per kuartal pertama, TOBA telah merealisasikan produksi sebanyak 1,2 juta ton. Pandu optimistis target produksi ini bisa terkejar di kuartal berikutnya.
Namun, musim penghujan yang berkepanjangan menjadi faktor yang menghambat produksi. Selain itu, ketersediaan alat berat juga menjadi penghambat.
”Alat berat itu susah sekali, langka. Karena masalah perang, alat berat dan komponen logistiknya susah sekali dan itu bisa backlog 12 bulan sampai 18 bulan,” sambung Pandu.
Baca Juga: Bakal Rights Issue, Ini Rencana Ekspansi Pratama Abadi Nusa (PANI) di Bisnis Properti
Asal tahu, TOBA membukukan pendapatan senilai US$ 110,91 juta sepanjang kuartal pertama 2022. Jumlah ini meningkat 31,37% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 84,42 juta.
Dus, TOBA membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 9,3 juta. Jumlah ini naik 4,5% dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang bernilai US$ 8,9 juta.
Mayoritas pendapatan TBS Energi saat ini masih disumbang oleh bisnis batubara. Sebanyak US$ 99,91 juta atau 90% dari total pendapatan TOBA berasal dari penjualan batubara.
Meski demikian, TOBA terus bertransformasi dan bertransisi menjadi perusahaan yang mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, pada 2024, TOBA menargetkan kontribusi dari green business mencapai 50% dari pendapatan, sisanya 50% berasal dari bisnis berbasis komoditas (batubara).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News