Setoran Pajak dan PNBP Timah (TINS) Merosot, Ini Sebabnya

Minggu, 11 Juni 2023 | 07:15 WIB   Reporter: Filemon Agung
Setoran Pajak dan PNBP Timah (TINS) Merosot, Ini Sebabnya


KINERJA EMITEN - PANGKALPINANG. PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan setoran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 124,7 miliar pada Kuartal I 2023. Raihan ini lebih rendah ketimbang periode sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 267,8 miliar. 

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar mengatakan, manajemen berupaya untuk meningkatkan kinerja sehingga bisa memberikan kontribusi kepada negara, pemegang saham dan masyarakat. 

Menurutnya, kontribusi ini tetap bisa diperoleh di tengah penurunan harga timah sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Berdasarkan catatan perusahaan harga rata-rata timah kuartal I tahun 2023 mencapai US$ 26.573 per metrik ton. 

Abdullah menjelaskan, timah yang merupakan komoditas global juga terdampak dari kondisi ekonomi global, peningkatan suku bunga, inflasi AS, dan juga trade war yang masih terjadi berdampak pada harga komoditas yang relatif tidak stabil di triwulan I tahun 2023. 

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Turun, Ini Penyebabnya

"Melemahnya harga komoditas yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global berdampak langsung pada kinerja perusahaan. Namun, perusahaan telah memiliki strategi menghadapi hal ini dengan harapan dapat terus meningkatkan kontribusi pajak dan PNBP kepada negara," kata Abdullah dalam siaran pers, Kamis (8/6). 

Faktor lainnya yang menyebabkan menurunnya kontribusi pajak dan PNBP TINS dikarenakan menurunnya penjualan akibat melemahnya permintaan timah global. 

Abdullah menambahkan, manajemen perseroan berupaya untuk meningkatkan kinerja sehingga bisa memberikan kontribusi kepada negara, pemegang saham dan masyarakat. 

Menurutnya, TINS terus berupaya untuk menjaga kepercayaan pemilik saham dengan melakukan sejumlah langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki kinerja perusahaan seperti melakukan efisiensi di seluruh rantai bisnis termasuk efisiensi biaya peleburan dengan telah beroperasinya smelter baru dengan teknologi TSL Ausmelt Furnace. 

Kontan mencatat, pada kuartal I 2023, TINS membukukan produksi bijih timah sebesar 4.139 ton. Jumlah ini turun 8% year on year (YoY) di mana pada kuartal I-2022, produksi mencapai 4.508 ton.

Sementara itu, produksi logam TINS turun 18% YoY dari 4.820 ton menjadi 3.970 ton pada kuartal I-2023.

 

 

Seiring penurunan produksi, penjualan logam timah juga mengalami penurunan sebesar 26% YoY dari 5.703 ton pada kuartal I-2022 menjadi 4.246 ton pada kuartal I-2023.

Sementara itu, ekspor timah TINS pada kuartal I 2023 mencapai 93% dari total penjualan dengan 6 negara tujuan ekspor yakni Korea Selatan sebesar 17%, Belanda 14%, Jepang 13%, Taiwan 9%, Amerika Serikat 8% dan Italia 7%.

Selain penurunan harga jual, penurunan harga pokok pendapatan juga berimbas pada kinerja keuangan perusahaan di kuartal I-2023. Tercatat, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp 2,17 triliun pada kuartal I 2023. Raihan ini merosot 50,6% YoY, di mana pada kuartal I-2022 pendapatan TINS mencapai Rp 4,39 triliun.

Sementara itu, laba TINS pada kuartal I-2023 mencapai Rp 50,3 miliar. TINS mengklaim capaian ini melebihi target yang ditetapkan perusahaan. Sebagai gambaran, merujuk laporan keuangan TINS pada kuartal I 2022 lalu, raihan laba bersih TINS mencapai Rp 601,46 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru