Simak penggunaan dana IPO PAM Mineral (NICL) sebesar Rp 200 miliar

Sabtu, 10 Juli 2021 | 08:00 WIB   Reporter: Achmad Jatnika
Simak penggunaan dana IPO PAM Mineral (NICL) sebesar Rp 200 miliar


EMITEN - JAKARTA. PT PAM Mineral Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan, Jumat (9/7).  Emiten dengan kode saham NICL melepas 2  miliar saham kepada publik, setara dengan 20,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 100 per saham dalam gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

PAM Mineral merupakan perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. NICL  memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara dan di  Sulawesi Tengah, tepatnya di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir.

Baca Juga: Melesat 35% pada perdagangan perdana, saham PAM Mineral (NICL) kena ARA

Mengutip keterangan resmi, Ruddy Tjanaka, Direktur Utama NICL menybut, dana yang diraih dari IPO ini setelah dikurangi biaya emisi, utamanya sekitar Rp 72 miliar akan dipergunakan untuk pengembangan usaha perseroan dan anak perusahaan, PT Indrabakti Mustika (IBM), di mana sebesar 30% akan digunakan untuk eksplorasi penambahan cadangan bijih nikel di area blok kerja perseroan.

Blok kerja tersebut antara lain blok yang diberi nama BCL, Raisa, Kartini, Tiara, dan Syahrini dengan total luas sekitar 51 hektare yang berada di dalam area pertambangan dengan izin usaha pertambangan (IUP) atas nama NICL di Morowali.

Sekitar 70% nya akan dipergunakan oleh PT Indrabakti Mustika  untuk program eksplorasi lanjutan pengeboran spasi detail (infill drilling) penambangan cadangan bijih nikel di area blok kerja Kolaka Cendana, Longori, Silae, Komia, Kuma, Kondole dengan total luas 183 hektare di Konawe Utara. Kedua pengembangan usaha itu direncanakan dimulai pada paruh kedua 2021.

 

 

Sementara itu, sisa dana segar akan digunakan sebagai modal kerja (working capital) untuk operasional NICL dan IBM, dengan rincian sebesar 72% untuk modal kerja untuk operasional NICL dan sebesar 28% untuk modal kerja untuk operasional IBM.

Biaya operasional tersebut di antaranya seperti biaya kontraktor, biaya Quality Assurance & Quality Control (QAQC), biaya pengapalan, dan biaya operasional lainnya.

Bersamaan dengan penawaran umum saham, NICL juga menerbitkan waran seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai pemanis bagi calon investor yang membeli saham dalam penawaran umum.

Setiap pemegang 10 saham baru berhak memperoleh 13 waran, di mana setiap 1 waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli 1 saham baru yang dikeluarkan dalam portapel waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu selama 2 tahun. Dana hasil pelaksanaan warran seri I akan digunakan untuk penambahan modal kerja.

Rudy pun meyakini prospek komoditas nikel ke depan masih cukup cerah, salah satunya disokong oleh sentimen pengembangan mobil listrik. Jumlah pasokan nikel cukup terbatas karena permintaan yang semakin meningkat dari industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Baca Juga: IPO PAM Mineral menargetkan dana segar Rp 200 miliar

Dia bilang, pangsa pasar (market share) untuk kendaraan listrik  akan meningkat dari 2,5% pada tahun 2019 menjadi 10% pada tahun 2025 mendatang. Bahkan, market share untuk industri kendaraan listrik diprediksikan akan meningkat menjadi 28% di tahun 2030 dan 58% di tahun 2040.

Pada tahun 2019, konsumsi nikel untuk bahan baku baterai mencapai 7% dari total konsumsi global. Diperkirakan pada tahun 2022, permintaan nikel akan melebihi pasokan/supply yang ada.

“Ini potensi yang besar bagi PAM Mineral untuk bertumbuh mengingat saat ini baru sebagian kecil dari area yang dieksploitasi,” terang Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru