Simak strategi Intraco Penta (INTA) untuk genjot kinerja di tahun 2021

Jumat, 15 Januari 2021 | 07:50 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Simak strategi Intraco Penta (INTA) untuk genjot kinerja di tahun 2021


TARGET KINERJA EMITEN -  JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) targetkan kinerja di tahun ini bisa tumbuh 10%-15% dibandingkan realisasi tahun 2020 silam. Hal ini didasari membaiknya penjualan alat berat seiring perbaikan ekonomi.

Direktur INTA Eddy Rodianto menjelaskan, sebenarnya kondisi tahun ini masih dinamis. Dia memproyeksikan, pertumbuhan permintaan alat berat akan berasal dari sektor pertambangan, seperti nikel dan batubara lantaran kedua komoditas tersebut cukup menjanjikan di tahun ini.

"Saat ini sektor nikel mengalami pertumbuhan yang sangat baik, dan alat berat INTA banyak digunakan untuk pertambangan nikel di hulu," kata Eddy kepada Kontan.co.id, Kamis (14/1).

Sementara itu, batubara masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penjualan alat berat INTA. Meski harga batubara turun-naik tidak menentu sejak tahun 2012 lalu, tapi produksi dan ekspor batubara Indonesia terus naik secara volume.

Baca Juga: Intraco Penta (INTA) buka opsi ekspansi lini bisnis pembangkit listrik

Alhasil, Eddy menekankan bahwa  industri batubara masih menjadi driver dari demand paling besar bagi kinerja bisnis alat berat INTA. Secara keseluruhan, giatnya proyek hilirisasi juga menjadikan sektor pertambangan sebagai penopang utama kinerja bisnis INTA. Apalagi ditunjang dengan proyeksi harga komoditas yang kembali menanjak di tahun ini

"Untuk 2021, kami melihat sektor yang akan menjadi penyumbang penjualan alat berat INTA masih dari sektor pertambangan seperti batubara dan nikel. Hal ini didukung oleh adanya kebijakan hilirisasi minerba serta adanya prediksi harga komoditas mengalami kenaikan," terang Eddy.

Kendati begitu, diversifikasi bisnis alat berat, alat konstruksi & pendukung INTA akan terus diperkuat ke sektor selain pertambangan. Seperti infrastruktur, pertanian, kehutanan, industri umum dan lainnya. Selain itu, strategi INTA untuk menjaga kinerja dan memperkuat margin ialah dengan mendorong penjualan suku cadang.

"INTA berharap dapat terus melanjutkan tren penjualan alat berat pada tahun lalu, dan tentunya memperluas sektor konsumen sehingga jenis alat berat yang dijual semakin variatif," terang Eddy.

Adapun pada tahun lalu, kinerja penjualan alat berat sangat tertekan, seiring dengan dampak pandemi Covid-19 serta anjloknya harga komoditas. Namun, Eddy belum membeberkan realisasi penjualan INTA hingga tutup tahun 2020.

Sebagai gambaran, realisasi penjualan alat berat INTA hingga kuartal III-2020 mencapai Rp169,2 miliar. Nilai ini turun drastis dari penjualan alat berat di kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar Rp 790 miliar.

"Sulit bagi INTA untuk mencapai target yang sudah ditetapkan di awal tahun, mengingat semua pemain alat berat mengalami hal yang sama," sebut Eddy.

Baca Juga: Hingga kuartal III, pendapatan Intraco Penta (INTA) tergerus akibat pandemi

Dari sisi jenisnya, hingga kuartal III-2020 secara kuantitas alat berat yang diminati meliputi compact equipment dengan merek Bobcat, heavy truck dengan merek Sinotruk, hingga kendaraan niaga dengan merek Tata Motors.

Hingga saat ini, INTA memasarkan merek-merek alat berat mulai dari merek Bobcat, Doosan, Mahindra, Sinotruk, Dressta, Tata Motors, dan yang terbaru adalah alat berat dari China merek LiuGong dan Blumaq.

Hingga kuartal III-2020, pembeli alat berat INTA didominasi oleh segmen infrastruktur dan pertambangan dengan komposisi masing-masing sebesar 43% dan 37%.

 

Selanjutnya: PT Wika Rekayasa Konstruksi Segera Miliki 60% Saham PT Wijaya Karya Industri Energi

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru