Sri Rejeki Isman (SRIL) hanya menganggarkan belanja modal US$ 55 juta tahun depan

Rabu, 18 November 2020 | 07:50 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Sri Rejeki Isman (SRIL) hanya menganggarkan belanja modal US$ 55 juta tahun depan


EKSPANSI BISNIS - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tidak merencanakan ekspansi besar-besaran di tahun depan. Buktinya, emiten tekstil ini hanya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 55 juta atau setara Rp 797 miliar (asumsi kurs Rp 14.500 per dolar AS) untuk tahun depan.

Capex tersebut bakal digunakan untuk perawatan fasilitas produksi seperti mesin-mesin pabrik. Tapi, perusahaan yang kerap dikenal dengan nama Stritex ini tetap membuka peluang ekspansi. 

"Kami bisa menambah kapasitas dengan membangun pabrik baru atau jika ada kesempatan di pasar, maka kami bisa akuisisi," ungkap Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam dalam acara Mengupas Tuntas PT Sri Rejeki Isman Tbk yang diadakan Samuel Sekuritas, Selasa (17/11).

Kebutuhan ekspansi ini ada mengingat utilitasi produksi Sri Rejeki Isman pada setiap lini bisnisnya rata-rata sudah mencapai 90% dari kapasitas. Menurut Welly, saat ini Sritex masih melihat perkembangan di pasar.

Baca Juga: Perjanjian dagang RCEP rampung, berikut komentar Sritex dan Astra Agro Lestari

Terlebih lagi, menurut dia masih ada ruang untuk memaksimalkan kapasitas yang ada. Pasalnya, dalam praktiknya, Sritex terkadang bisa menggunakan lebih dari 100% kapasitas dengan melakukan overtime.

Sementara itu, dari segi kinerja, Sritex menargetkan penjualan pada tahun depan dapat tumbuh 5%-7% dibandingkan dengan realisasi penjualan 2020. "Akan tetapi, kami akan meninjau ulang proyeksi tersebut setelah tutup buku tahun ini," ucap Welly.

Sebagai gambaran, sepanjang periode Januari-September 2020, Sritex mencatatkan penjualan US$ 907,1 juta atau naik 13,82% dibanding periode sama tahun 2019 yang sebesar US$ 895,08 juta. Lini bisnis benang berkontribusi sebesar 39,7%, kain jadi 26,5%, pakaian jadi 27,5%, dan kain mentah 6,3%

Di tengah pandemi Covid-19 ini, Sritex juga memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa  masker nonmedis dan baju hazmat. Menurut Welly, sepanjang sembilan bulan pertama 2020 penjualan produk tersebut sudah mencapai US$ 60 juta atau berkontribusi lebih dari 6% terhadap total penjualan.

Baca Juga: Penjualan Ekspor Membaik, Kinerja Keuangan Sritex (SRIL) dan Trisula (TRIS) Ikut Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru