SSIA menyebut industri otomotif Jepang berpotensi masuk ke Subang Smartpolitan

Senin, 25 Januari 2021 | 09:05 WIB   Reporter: Benedicta Prima
SSIA menyebut industri otomotif Jepang berpotensi masuk ke Subang Smartpolitan


EMITEN - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan sebanyak 136 perusahaan tertarik melakukan relokasi ke Indonesia, di mana sebanyak 14 perusahaan sudah masuk dalam daftar yang sudah memiliki intensi.

VP Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) Erlin Budiman menanggapi positif hal tersebut, dan cukup optimistis lantaran proyek Subang Smartpolitan sudah launching pada November 2020 dan di tahun ini bisa mencatatkan marketing sales. Pada launching pertama kawasan industri di Subang tersebut, SSIA membuka lahan seluas 250 hektare (ha) dari rencana area total seluas 2.700 ha. 

Persiapan lain yang telah dilakukan oleh SSIA adalah membangun akses jalan tol yang merupakan joint-venture dengan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Daya Mulia Turangga dan PT Jasa Sarana. Erlin juga menyebutkan kawasan Subang Smartpolitan ini cukup strategis dengan adanya akses Tol Trans-Jawa ruas Cikopo-Palimanan, Jalan Tol Akses Patimban, Jalan Akses Patimban, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban dan Bantara Internasional Kertajati. 

"Kami melihat otomotif masih cukup besar potensinya masuk ke Subang. Untuk namanya belum bisa saya sebutkan tetapi saya bisa pastikan beberapa inquiries otomotif Jepang cukup potensial," jelas Erlin saat dihubungi Kontan, Minggu (24/1). 

Baca Juga: Ini strategi Surya Semesta (SSIA) agar kembali bangkit pasca rating dipangkas

Sejalan dengan potensi tersebut, Erlin mengatakan perolehan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) pada tahun ini akan lebih baik dibanding 2020. SSIA menargetkan marketing sales dari Karawang seluas 20 ha dengan harga US$ 125 per meter persegi dan Subang seluas 40 ha dengan harga US$ 100 per meter persegi. 

Adapun realisasi marketing sales pada tahun lalu sebanyak 5,6 ha atau senilai Rp 82 miliar, di mana capaian tersebut di bawah target yang ditetapkan yaitu 8,7 ha.  Unit bisnis properti, yang sebagian besar merupakan kontribusi dari penjualan tanah  kawasan  industri,  mengalami  tantangan  dengan  keterlambatan  dalam keputusan investasi karena kebijakan lockdown di beberapa negara dan masa  pembatasan  sosial  berskala  besar  (PSBB)  yang  dikeluarkan  oleh  Pemerintah Indonesia sejak April 2020. 

Sedangkan di tahun 2019 realisasi marketing sales eebanyak 16,7 ha atau senilai Rp 286 miliar didorong oleh adanya permintaah lahan dari sektor data center mancanegara. 

Adapun tahun ini SSIA mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar. Sebagian besar dari anggaran tersebut difokuskan untuk akuisisi lahan dan pembangunan infrastruktur dasar Subang Smartpolitan, sebagan lagi dianggarkan untuk renovasi hotel di Ungasan Bali. Adapun ketersediaan lahan yang dimiliki SSIA di Subang Smartpolitan saat ini mencapai 1400 ha. 

Selanjutnya: Surya Semesta (SSIA): Subang Smartpolitan menyediakan infrastruktur berbasis IoT

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru