Tanpa faktor pajak penghasilan, Chandra Asri (TPIA) tetap cetak laba bersih di 2020

Rabu, 03 Maret 2021 | 21:53 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
Tanpa faktor pajak penghasilan, Chandra Asri (TPIA) tetap cetak laba bersih di 2020

ILUSTRASI. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)


KINERJA EMITEN - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat penurunan pendapatan pada kinerja tahun 2020. Namun, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini masih mampu mengerek laba bersihnya.

Sepanjang tahun lalu, pendapatan TPIA turun sekitar 4% menjadi US$ 1,81 miliar. Namun, laba bersih perusahaan mampu melesat 124% menjadi US$ 51,54 juta.

Namun, kenaikan laba bersih tersebut terjadi karena manfaat pajak penghasilan yang mencapai US$ 22,7 juta pada tahun lalu. Asal tahu saja, di periode 2019, TPIA mencatat beban pajak penghasilan hingga US$ 15,13 juta.

Jika mengesampingkan faktor tersebut, laba bersih TPIA sebesar US$ 28,65 juta. Meski tidak naik hingga ratusan persen, tapi laba bersih perusahaan masih terkerek 25% secara tahunan.

Direktur TPIA Suryandi menyebut, keberhasilan perusahaan kembali mencetak laba tak lepas dari pulihnya permintaan bahan kimia seiring pemulihan ekonomi secara bertahap, khususnya di kawasan China dan Asia Timur. 

Pada kuartal IV-2020, spread antara polyethylene (PE) dan polypropylene (PP) terhadap naphta bahkan menguat ke level lebih dari US$ 600 per ton.

Baca Juga: Kinerja tahun 2020 positif, Chandra Asri (TPIA) cetak laba bersih US$ 51,35 juta

"Tren tersebut berlanjut hingga tahun ini, dan kami optimis akan ketahanan berkelanjutan dan pertumbuhan pada permintaan," terang Suryandi, Rabu (3/3).

Berkat kenaikan spread tersebut, anggota indeks Kompas100 ini, juga mampu mencatat pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA sebesar US$ 186,7 juta. Nilai ini naik 3,6% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 180,1 juta.

Suryandi menambahkan, masih terjaganya margin perusahaan juga sejalan dengan strategi melakukan fase belanja modal atawa capital expenditure (capex). Kondisi ini tercermin dari serapan capex TPIA yang turun 70% secara tahunan menjadi US$ 113,9 juta.

Serapan tersebut lebih difokuskan untuk pembayaran akhir MTBE dan B!. Sedang capex untuk sebagian besar material proyek lainnya telah selesai. "Strategi tersebut kami lakukan untuk mempertahankan neraca yang kuat," imbuh Suryandi. 

Margin EBITDA juga naik menjadi 10,3% dari sebelumnya 9,6%. Sementara, margin laba kotor tetap terjaga pada level 9,1%.

 

Selanjutnya: BRIS dan TPIA keluar, ini saham-saham yang masuk daftar efek margin Maret 2021

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru