Tiga indeks utama Wall Street cetak kinerja negatif sepanjang pekan ini

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 12:00 WIB Sumber: Reuters
Tiga indeks utama Wall Street cetak kinerja negatif sepanjang pekan ini


WALL STREET - NEW YORK. Tiga indeks utama Wall Street mencatatkan kinerja buruk di pekan ini setelah ditutup koreksi pada perdagangan Jumat (30/10). Bahkan, bursa saham Amerika Serikat (AS) tersebut juga mencetak aksi jual mingguan terbesar sejak bulan Maret lalu. 

Asal tahu saja, dalam sepekan, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 6,5%, indeks S&P 500 juga turun 5,6% dan Nasdaq Composite melemah 5,5%. Ini terjadi karena pada Jumat (30/10), indeks Dow Jones ditutup melemah 0,59% menjadi 26.501,6, indeks S&P 500 pun koreksi 40,15 poin atau 1,21% ke level 3.269,96 dan indeks Nasdaq ambles 274,00 poin atau 2,45% ke 10.911,59.

Rapor merah juga dibuat ketiga indeks utama di bulan Oktober ini. Mengingat, sepanjang bulan ini, indeks Dow Jones sudah melemah 4,6%. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq, masing-masing turun 2,8% dan 2,3%. 

Sejumlah sentimen negatif menyeret tiga indeks utama mulai dari koreksi saham teknologi kelas berat, rekor kasus virus corona dan kegelisahan pasar atas pemilihan umum presiden yang memadamkan minat investor.

Baca Juga: Wall Street turun di pekan terakhir menjelang pemilihan presiden AS

Sentimen pertama yang menekan Wall Street datang setelah infeksi virus corona di AS tembus 9 juta kasus. Ini membuat kapasitas rumah sakit kembali diambang batas.

Lonjakan kasus virus corona di kawasan Eropa pun menjadi beban karena sejumlah negara memilih melakukan pembatasan guna menahan penyebaran virus corona. Hal tersebut diperkirakan bakal memukul prospek pemulihan ekonomi global.

Indeks volatilitas CBOE ditutup tepat di bawah level tertinggi 20 minggu, tanda kegelisahan investor menjelang akhir pekan terakhir sebelum pemilu yang dilakukan pada Selasa (3/11). Ini mengakibatkan, indeks utama mengupas penurunan yang lebih curam menjelang bel penutupan, dengan Dow Jones yang koreksi kurang dari 1% pada akhir pekan ini.

"Dua hari lagi adalah hari pemilu dan investor ingin memastikan bahwa mereka tidak sepenuhnya lengah," kata Pete Santoro, Equity Portfolio Manager Columbia Threadneedle yang berada di Boston.

Dengan kombinasi sentimen negatif yang ada, kini indeks S&P 500 telah jatuh sekitar 8,9% sejak mencapai level tertinggi sepanjang masa pada awal September. Koreksi pada indeks ini datang setelah kinerja kuartalan sejumlah perusahaan teknologi raksasa yang dirilis pada pekan ini gagal memenuhi ekspektasi. 

Lihat saja, saham Apple Inc anjlok 5,6% setelah membukukan penurunan kuartalan paling tajam dalam penjualan iPhone dalam dua tahun. Ini terjadi setelah perusahaan terlambat saat meluncurkan ponsel 5G baru.

Setali tiga uang, saham Amazon.com Inc juga turun 5,45% setelah memperkirakan lonjakan biaya terkait Covid-19. Di sisi lain, saham Facebook Inc ambles 6,3% karena memberikan proyeksi kinerja tahun 2021 yang lebih ketat.

"Semua saham tersebut pada akhirnya akan dihargai ulang, karena selama ini harganya sudah terlalu tinggi. Hanya saja, saya tidak tahu kapan dan tidak tahu bagaimana penilaian terhadap fundamental harga selanjutnya," kata David Bahnsen, Chief Investment Officer Grup Bahnsen di Pantai Newport, California.

Baca Juga: Facebook melaporkan penurunan pengguna di AS dan Kanada

Sementara itu, saham sektor layanan komunikasi mendapat dorongan dari lonjakan saham Alphabet Inc. Ini terjadi setelah induk Google tersebut berhasil mengalahkan perkiraan untuk penjualan kuartalan yang berasal dai pendapatan iklan. 

"Google mungkin mendapat keuntungan karena harga sahamnya hanya 36 kali pendapatan, jauh lebih sedikit daripada penilaian pendapatan Amazon yang mencapai 119 kali," lanjut Bahnsens.

"Ada aksi jual besar-besaran pada nama-nama teknologi besar itu karena mereka tidak memenuhi hype dan orang-orang benar-benar khawatir tentang pemilihan umum yang berlangsung pada pekan depan," ujar Kim Forrest, Chief Investment Officer Bokeh Capital Partners di Pittsburgh.

Dalam hasil jajak pendapat nasional, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, secara konsisten membuntuti penantang dari Partai Demokrat Joe Biden. Tetapi jajak pendapat juga menunjukkan, perlombaan yang lebih dekat di negara bagian paling kompetitif yang dapat memutuskan pemilihan.

Hasil musim laporan keuangan kuartal ketiga hampir melewati setengah jalannya, berdasarkan data Refinitiv, sekitar 86,2% dari perusahaan yang berada di indeks S&P 500 melampaui perkiraan pendapatan. Secara keseluruhan, laba bersih diperkirakan turun 10,3% dari tahun sebelumnya.

Saham Twitter Inc menjadi dalang penurunan indeks S&P 500 karena mencetak penurunan terbesar berdasarkan persentase setelah merosot 21,1%. Hal tersebut terjadi karena situs micro-blogging menambahkan lebih sedikit pengguna dari yang diharapkan dan memperingatkan pemilihan AS dapat mempengaruhi pendapatan iklan.

 

Selanjutnya: Gempa dasyat guncang Turki, 6 tewas dan puluhan bangunan runtuh

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru