Trisula Internationa (TRIS) lirik peluang ekspor demi genjot kinerja tahun ini

Sabtu, 05 Desember 2020 | 12:51 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Trisula Internationa (TRIS) lirik peluang ekspor demi genjot kinerja tahun ini

ILUSTRASI. Produk Trisula International (TRIS)


EMITEN - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat kinerja PT Trisula International Tbk (TRIS) tertekan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan Trisula hingga kuartal III-2020 turun 20,92% secara year on year (yoy) menjadi Rp 891,67 miliar.

Walau begitu, TRIS mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih 52,29% yoy menjadi Rp 6,64 miliar di akhir September lalu.

Direktur Utama TRIS Santoso Widjojo mengatakan, kenaikan laba bersih bersumber dari kontribusi laba bersih setelah pajak dari anak usaha PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL).

Sekadar mengingatkan, TRIS mengakuisisi BELL pada bulan Desember 2019 lalu, sehingga apabila dibandingkan dengan kuartal ketiga 2019, porsi laba BELL tercatat pada dampak penyesuaian proforma.

Baca Juga: Penjualan Ekspor Membaik, Kinerja Keuangan Sritex (SRIL) dan Trisula (TRIS) Ikut Naik

Saat ini, TRIS masih terus berupaya untuk menggenjot kinerja di sisa akhir tahun 2020. Sebelumnya TRIS berharap bisa mencapai penjualan di atas Rp 1,12 triliun dengan laba konsolidasi Rp 17,3 miliar pada tahun ini. Santoso optimistis, TRIS masih memiliki harapan dan peluang di tengah pandemi Covid-19. 

"Melalui fokus kami dalam diversifikasi produk dan terus berinovasi dengan keahlian customized yang dimiliki, TRIS yakin kinerja akan membaik," papar Santoso kepada Kontan.co.id, Jumat (4/12).

Guna menggenjot kinerja, Trisula International telah mendiversifikasi produk meliputi alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat, masker non-medis, medical garment, dan protective-wear. Dia mengatakan, diversifikasi produk menjadi salah satu upaya Trisula di tengah pandemi Covid-19.

TRIS mengincar negara ekspor seperti Amerika, Australia, dan Inggris untuk menjual produk anyar tersebut. Santoso menjelaskan, untuk produk APD, baju hazmat TRIS sudah mendapatkan izin edar dari Kemenkes.

Tidak hanya produk APD baju hazmat dan masker non medis, TRIS juga memproduksi pakaian pemadam kebakaran yang di ekspor ke New South Wales, Australia melalui anak usahanya PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing.

Baca Juga: Penjualan ekspor emiten tekstil membaik di kuartal III-2020, ini pendorongnya

Di sisi domestik, TRIS melalui anak usahanya Trisula Textile Industries akan terus memperluas pasar, terutama untuk pasar pakaian seragam dan aksesoris yang juga dapat dipesan secara customized.

Dengan demikian, Santoso percaya kinerja TRIS akan membaik di kuartal akhir 2020. Sedangkan untuk tahun depan, dia mengaku TRIS masih menghitung serta mengestimasi kembali target pendapatan dan laba bersih di tahun 2021. Namun, sambung Santoso, TRIS akan mencari peluang dan terus berinovasi untuk meraih kinerja yang positif.

Pada tahun depan, TRIS bakal melanjutkan pengembangan segmen dan tekstil baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia belum bisa memberikan target kontribusi pendapatan dari dalam maupun pendapatan dari penjualan ke luar negeri.

Hanya saja, TRIS melihat potensi berdasarkan kebutuhan pasar ekspor masih besar di sisa akhir tahun ini. Sehingga, ke depan Trisula International berencana untuk memperluas pasar ekspor sambil terus mengembangkan pasar ekspor yang ada saat ini.

Dia memaparkan, kontribusi ekspor terhadap penjualan TRIS meningkat dari 41% di kuartal kedua 2020 menjadi 46% di kuartal ketiga 2020. "Kami melihat ini bisa menjadi peluang yang baik untuk TRIS," tambah Santoso.

Baca Juga: Trisula Grup Mencuil Bisnis Kesehatan

Strategi lain yang dijalankan oleh TRIS untuk memoles kinerja pada 2021 adalah dengan meningkatkan fleksibilitas produksi dengan membuat produk berdasarkan kebutuhan pasar. TRIS pun berupaya melakukan efisiensi produksi dalam menjaga kinerja.

Oleh karena itu emiten ini masih menimbang kembali rencana penambahan kapasitas produksi untuk tahun 2021. "Untuk penambahan kapasitas di tahun 2021 saat ini kami masih sedang diskusikan kembali," imbuh Santoso.

Berdasarkan catatan Kontan, melalui entitas anak Trisco Tailored Apparel Manufacturing, TRIS mempunyai kapasitas produksi sebanyak 40.000 potong per bulan untuk baju hazmat seam-sealed dan 2 juta potong per bulan untuk masker non-medis. 

Sedangkan melalui PT Trimas Sarana Garment Industry, TRIS mempunyai kapasitas sebanyak 500.000 potong bulan untuk masker non-medis. Per tahun lalu, secara keseluruhan TRIS memiliki kurang lebih 4.000 unit mesin produksi.

Baca Juga: Kuartal III 2020, kinerja entitas usaha Trisula Corporation masih tertekan pandemi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru