Wall Street Anjlok Terseret Kegelisahan Investor Jelang Rilis Data Inflasi AS

Jumat, 10 Juni 2022 | 08:00 WIB Sumber: Reuters
Wall Street Anjlok Terseret Kegelisahan Investor Jelang Rilis Data Inflasi AS


WALL STREET - NEW YORK. Wall Street tergelincir dengan tiga indeks utama ditutup anjlok. Aksi jual meningkat jelang penutupan perdagangan karena kecemasan investor meningkat jelang rilis data inflasi bulan Mei 2022.

Kamis (9/6), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,94% menjadi 32.272,79, indeks S&P 500 anjlok 2,38% ke 4.017,82 dan indeks Nasdaq Composite ambles 2,75% ke 11.754,23.

Ketiga indeks utama mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei. Dengan hasil ini, indeks S&P 500 sudah koreksi 15,7% sepanjang tahun 2022 dan Nasdaq anjlok sekitar 25%.

Pada sesi ini, saham pertumbuhan mega-cap memimpin penurunan, dengan saham Apple Inc dan Amazon.com Inc masing-masing turun 3,6% dan 4,2%. Hal ini memberikan tekanan paling besar pada indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq.

Baca Juga: Wall Street Tergelincir, Saham Pertumbuhan Berjuang Atas Kenaikan Yield US Treasury

Sektor layanan komunikasi dan teknologi mengalami penurunan terbesar di antara indeks sektoral. Di mana, 11 sektor pada indeks S&P 500 ditutup melemah di sesi ini.

Menambah kegugupan, imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun naik hingga 3,073%, level tertinggi sejak 11 Mei.

Kenaikan tajam harga minyak baru-baru ini juga membebani sentimen pada bursa saham Amerika Serikat (AS) ini sebelum laporan indeks harga konsumen AS yang dirilis hari ini.

"Kami sedang bersiap-siap untuk apa berita tentang inflasi besok," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

"Saya melihatnya sebagai campuran. Jika totalnya tinggi dan angka inti menunjukkan semacam penurunan, saya benar-benar berpikir pasar dapat menguat karena itu akan menunjukkan bahwa segala sesuatunya sedikit berguling," lanjut Tuz.

Data diharapkan menunjukkan bahwa inflasi Mei capai 0,7% di bulan Mei, sedangkan indeks harga konsumen inti (CPI), yang tidak termasuk sektor makanan dan energi yang bergejolak, naik 0,5% di bulan tersebut.

Baca Juga: Otoritas Bursa AS Berencana Mengubah Aturan Perdagangan Saham Ritel

Pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya.

Bank sentral telah menaikkan suku bunga jangka pendeknya sebesar tiga perempat poin persentase tahun ini dan bermaksud untuk mempertahankannya dengan kenaikan 50 basis poin pada pertemuannya minggu depan dan lagi pada bulan Juli.

Pada perdagangan ini, saham Alibaba Group turun 8,1% setelah afiliasinya Ant Group mengatakan tidak memiliki rencana untuk memulai penawaran umum perdana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari
Terbaru