Wall Street Kembali Melemah Terseret Kekhawatiran The Fed Kerek Suku Bunga 100 Bps

Kamis, 14 Juli 2022 | 08:00 WIB Sumber: Reuters
Wall Street Kembali Melemah Terseret Kekhawatiran The Fed Kerek Suku Bunga 100 Bps


WALL STREET - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah walau tiga indeks utama sempat rebound dari posisi terendah yang dicetak di awal sesi. Data inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari proyeksi memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat kerek suku bunga hingga 100 basis poin (bps) di pertemuan akhir bulan ini.

Rabu (13/7), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,67% menjadi 30.772,79, indeks S&P 500 turun 0,45% ke 3.801,78 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 0,15% ke 11.247,58.

Sembilan dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500 melemah, dengan sektor industri dan layanan komunikasi mengalami penurunan persentase terbesar. Sementara sektor konsumen menikmati kenaikan terbesar pada sesi kali ini.

Sentimen utama yang menyeret bursa saham AS ini datang dari pertumbuhan harga konsumen bulan Juni 2022 yang melesat menjadi 9,1% secara tahunan (yoy). Ini adalah inflasi tahunan tertinggi sejak November 1981, yang didorong oleh lonjakan harga bensin yang mencapai 11,2% secara bulanan.

Baca Juga: Wall Street Turun Karena Data Inflasi Melampaui Prediksi

Jika menghapus harga makanan dan energi yang bergejolak, yang telah mereda sejak periode survei laporan, CPI inti mendingin ke level 5,9% yoy.

"Anda akan mengharapkan (laporan) CPI yang kami lihat akan menjadi peristiwa risk-off yang besar, tetapi pasar telah mengabaikannya," kata Ross Mayfield, Investment Strategy Analyst Baird di Louisville, Kentucky.

"(Investor) sudah mengharapkan The Fed yang sangat hawkish dan saya tidak berpikir ini mempengaruhi banyak kecuali ketidakpastian dan itu ada hubungannya dengan mengapa pasar tidak menjual hari ini."

Data inflasi tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga bahkan lebih dari 75 basis poin yang diperkirakan sebelumnya.

Pedagang berjangka yang terikat dengan suku bunga target Fed Rate sekarang telah memperkirakan kemungkinan kenaikan yang lebih besar, yakni mencapai 100 basis poin, pada akhir pertemuan kebijakannya akhir bulan ini.

"Jika The Fed melihat melewati angka utama, mereka akan melihat harga komoditas sudah mulai sedikit melunak" sejak periode survei CPI, kata Mayfield. Dia menambahkan bahwa kenaikan suku bunga 100 bps berdasarkan laporan CPI Juni bisa menempatkan kebijakan bank sentral "di belakang kurva."

Musim laporan kinerja kuartal kedua akan mencapai klimaks pada hari ini, ketika JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley mengumumkan hasil, diikuti oleh Citigroup dan Wells Fargo & Co pada hari berikutnya.

Baca Juga: Inflasi Tahunan AS Mencapai 9,1%, Tertinggi Sejak November 1981

Pada Jumat lalu, analis memproyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan pada indeks S&P rata-rata 5,7% untuk periode April hingga Juni. Menurut Refinitiv, proyeksi itu turun dari perkiraan 6,8% pada awal kuartal.

Pada perdagangan sesi ini, saham Delta Air Lines turun 4,5% setelah pendapatan kuartal kedua dari operator maskapai itu meleset dari harapan. Padahal Chief Executive Delta Air Ed Bastian mengatakan permintaan perjalanan yang kuat akan menghasilkan laba setahun penuh yang "bermakna".

Indeks S&P 1500 Airlines yang lebih luas turun 1,7%.

Sementara itu, saham Tesla Inc naik 1,7%, dengan saham pembuat chip juga menguat.

Di sisi lain, saham Twitter Inc melonjak 7,9% setelah Hindenburg Research mengatakan telah mengambil posisi beli yang signifikan dalam saham perusahaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru