Wall Street perkasa di November, Dow Jones raih kenaikan bulanan tertinggi sejak 1987

Selasa, 01 Desember 2020 | 08:35 WIB Sumber: Reuters
Wall Street perkasa di November, Dow Jones raih kenaikan bulanan tertinggi sejak 1987


WALL STREET -  NEW YORK. Walau ditutup melemah pada perdagangan akhir bulan ini, tiga indeks utama Wall Street tetap mencatatkan kinerja mantap sepanjang bulan November. Bahkan, indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mencetak penguatan bulanan terbesar sejak tahun 1987.

Asal tahu saja, sepanjang bulan November, indeks Dow Jones Industrial Average sudah melesat 11,9%,  indeks S&P 500 menguat 10,8% dan Nasdaq Composite naik 11,8%. Ini adalah kenaikan bulanan terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq sejak April. Sedangkan bagi Dow Jones ini adalah kenaikan bulanan tertinggi sejak tahun 1987.

Ini terjadi setelah pada perdagangan Senin (30/11), indeks Dow Jones ditutup turun 0,91% ke 29.638,64 poin. Sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,46% menjadi 3.621,67 dan indeks Nasdaq koreksi 0,06% ke level 12.198,74.

Baca Juga: Wall Street mixed, S&P dan Dow Jones tergelincir di awal perdagangan Senin (30/11)

Pelemahan tiga indeks utama pada akhir bulan November ini terjadi karena investor melakukan aksi profit taking usai reli tajam dalam beberapa pekan terakhir sebelum libur Thanksgiving. 

Sembilan dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500 melemah dengan indeks energi jatuh 5,4% dan memimpin penurunan, mengikuti penurunan harga minyak mentah.

Sedangkan sektor teknologi pada S&P 500 naik 0,7%, sebagian berkat penguatan 2,1% pada saham Apple Inc.

IHS Markit melonjak 7,4% setelah raksasa data S&P Global setuju untuk membeli penyedia informasi keuangan tersebut dalam kesepakatan US$ 44 miliar yang akan menjadi akuisisi perusahaan terbesar di tahun 2020.

Penyeimbangan kembali portofolio akhir bulan memainkan peran penting dari pelemahan di bursa saham Amerika Serikat (AS) ini. Para analis menyebut, para investor menguangkan keuntungan setelah kinerja bulanan yang kuat ditandai oleh pembaruan vaksin Covid-19 yang membuat kemajuan dan harapan pemulihan ekonomi yang cepat tahun depan.

Rotasi ke energi, industri dan keuangan, semua diharapkan oleh banyak investor untuk mengungguli karena ekonomi pulih dari penurunannya, mendorong kenaikan hampir 11% untuk S&P 500 pada bulan November dan membantu Dow Jones Industrial Average membuat keuntungan bulanan terbesar sejak 1987 .

"Saya akan mengaitkan (penurunan Senin) dengan kekhawatiran yang bertambah atas virus corona, dikombinasikan dengan pasar yang hanya ingin mencerna beberapa keuntungan baru-baru ini selama sebulan terakhir," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Sam Stovall.

"Saat Anda berlari dan kehabisan napas, Anda harus memperlambat kecepatan untuk mengatur napas," lanjut dia.

Baca Juga: S&P akan akuisisi IHS Markit senilai US$ 44 miliar

Setelah ledakan infeksi dan pembatasan bisnis bulan lalu yang menghentikan pemulihan pasar tenaga kerja AS, fokus telah bergeser ke pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell hari Selasa (1/12) di hadapan Komite Perbankan Senat, Beige Book Fed pada hari Rabu dan laporan pekerjaan bulanan pada hari Jumat.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan pada hari Senin bahwa dua vaksin pertama yang akan digunakan untuk melawan virus corona baru dapat tersedia untuk warga AS sebelum Natal.

Saham Moderna Inc pun melonjak 20% setelah mengumumkan rencana untuk mengajukan izin darurat di AS dan Eropa untuk vaksin Covid-19-nya.

Sedangkan saham Macy's Inc dan Kohl's Corp masing-masing turun 5,9% dan 3,9%, setelah jumlah pengunjung saat Black Friday di AS lebih kecil dari perkiraan akibat lonjakan kasus Covid-19 yang menumpulkan antusiasme warga untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan. 

Sementara itu, saham Nikola Corp anjlok 27% setelah perusahaan itu dan General Motors Co mengumumkan kesepakatan ulang pada kemitraan sel bahan bakar yang menghilangkan saham ekuitas dalam startup untuk pembuat mobil Detroit dan berencana membangun truk pickup listriknya.

 

Selanjutnya: Saat pandemi, duit orang-orang tajir banyak diparkir di deposito dan obligasi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru