REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Prospek bisnis produsen semen merek Tiga Roda, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) cukup positif pada tahun 2023. Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery mencatat, volume penjualan semen INTP naik 3,4% YoY menjadi 3,95 juta ton pada kuartal I-2023, kontras dengan permintaan semen domestik secara nasional yang turun 6%.
Menurut Michael, kenaikan ini merupakan efek positif dari pengoperasian pabrik Maros di Sulawesi Selatan yang dapat menangkap tingginya konsumsi semen di area luar Jawa. Efek positif ini kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
Pasalnya, permintaan semen di luar Jawa relatif lebih baik dibandingkan di pulau Jawa. Peningkatan volume penjualan semen kantong di luar Jawa yang mencapai 63% YoY pada kuartal I-2023 menjadi salah satu indikasi positif tersebut.
Sayangnya, terjadi penurunan volume penjualan di bulan April 2023 karena adanya libur Lebaran dan pembatasan transportasi truk selama arus mudik. Meskipun begitu, Michael berekspektasi permintaan semen pada bulan Mei dan Juni 2023 sudah bisa pulih.
Baca Juga: Laba Bersih Merdeka Copper (MDKA) Merosot di Kuartal I, Simak Rekomendasi Sahamnya
"Kami memproyeksi pertumbuhan volume penjualan yang moderat sebesar 3% untuk INTP tahun ini. Percepatan berbagai proyek infrastruktur strategis di periode pra-pemilu harusnya bisa menciptakan ruang untuk pertumbuhan permintaan semen domestik di 2023," ungkap Michael saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/6).
Lebih lanjut, pada tahun ini INTP diuntungkan dengan penurunan harga batubara, sebab akan menurunkan beban produksinya. INTP menargetkan pasokan batubara dengan skema domestic market obligation (DMO) minimal mencapai 75% dari total kebutuhan batubara.
"Pada kuartal I-2023 sudah 100% sehingga berimplikasi positif untuk biaya fuel & power per ton yang turun 10% YoY. Namun, yang masih menjadi downside risk adalah kenaikan biaya non-energi seperti raw material cost karena total beban pokok penjualan per ton pada kuartal I-2023 lalu masih tercatat naik 10% YoY," tutur Michael.
Untuk tahun 2023, Michael memproyeksi pendapatan INTP dapat naik 6% YoY dengan pertumbuhan laba bersih 4%. Pada tahun 2022, INTP mencatatkan pendapatan Rp 16,32 triliun dan laba bersih Rp 1,84 triliun.
Dalam riset tanggal 8 Mei 2023, Analis UOB Kay Hian Sekuritas Limartha Adhiputra memperkirakan, volume penjualan semen INTP bakal kembali meningkat pada Mei 2023 dan seterusnya. Pasalnya, banyak proyek yang akan melanjutkan konstruksinya.
Limartha juga meyakini, INTP bisa mencapai volume penjualan semen yang lebih tinggi pada paruh kedua tahun ini. Alhasil, INTP kemungkinan dapat mencatatkan pertumbuhan volume penjualan 2%-3% dalam setahun penuh 2023.
"Mengingat, INTP bertujuan untuk meningkatkan daya tariknya di Indonesia Timur dan pasar ekspor serta mengerek kapasitas produksi pabrik Samarinda untuk mengantisipasi potensi permintaan dari Ibu Kota Proyek Nusantara (IKN)," tutur Limartha.
Ketika permintaan semen mulai meningkat lagi di Mei 2023, INTP juga yakin masih mempunyai ruang untuk meningkatkan average selling price (ASP), terutama di segmen semen curah. Namun, Limartha memperkirakan ASP INTP tetap datar di tahun 2023 dengan kenaikan 1,9% karena perusahaan akan fokus pada ekspansi volume tahun ini.
Berdasarkan riset tanggal 8 Mei 2023, Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan juga memprediksi, ASP INTP pada 2023 dan 2024 akan cenderung stabil dengan kisaran kenaikan 3%-4% saja. Pasalnya, harga retail sudah naik lebih dari 30% sejak awal kuartal IV-2021 akibat kenaikan biaya energi yang dirasakan oleh para produsen semen.
Baca Juga: Terseret Penurunan Harga Batubara, Simak Rekomendasi Saham Indika Energy (INDY)
Di sisi lain, terjadi penurunan harga batubara sebesar lebih dari 30% year to date yang menyebabkan penurunan biaya energi. Harga batubara diperkirakan akan terus menurun di paruh kedua tahun ini lalu berlanjut di 2024.
Selain itu, manajemen INTP berekspektasi bahwa konsumsi semen domestik akan tumbuh moderat pada 2023 dan 2024 karena penurunan daya beli yang dipengaruhi oleh peningkatan suku bunga. Namun, adanya harga DMO batubara masih menguntungkan produsen semen.
Secara keseluruhan, Rudy memperkirakan pendapatan INTP akan mencapai Rp 17,3 triliun pada 2023 dengan laba bersih Rp 2 triliun alias tumbuh masing-masing 6% dan 8,7% YoY dari 2022. Hal ini didukung oleh pertumbuhan volume penjualan semen yang kuat dan perluasan pangsa pasar.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy INTP dengan target harga yang berbeda. Sinarmas Sekutitas menetapkan target harga Rp 13.900 per saham untuk 12 bulan ke depan, UOB Kay Hian Sekuritas Rp 13.500, dan MNC Sekuritas Rp 11.300 per saham.
Pada Selasa (6/6), harga INTP turun 1,26% ke level Rp 9.775 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News