Bakrie & Brothers (BNBR) berharap rugi bersih menyusut di kuartal IV 2020

Jumat, 18 Desember 2020 | 08:00 WIB   Reporter: Muhammad Julian
Bakrie & Brothers (BNBR) berharap rugi bersih menyusut di kuartal IV 2020


EMITEN - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yakin kinerja bakal membaik di kuartal IV tahun ini. BNBR berharap, rugi bersih bisa ditekan saat tutup buku akhir tahun nanti.

“Untuk laba rugi yang disampaikan mungkin saya coba menjawab tanpa memberikan forward looking statement, tapi semestinya laba rugi membaik daripada posisi September,” kata Direktur  PT Bakrie & Brothers Tbk, Roy Hendrajanto M. Sakti dalam acara paparan publik yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/12).

Mengintip laporan keuangan perusahaan, BNBR tercatat membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 239,24 miliar di sepanjang Januari-September 2020. Sebelumnya, Holding Group Bakrie tersebut mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 342,33 miliar pada periode sama tahun lalu.

Rugi bersih yang dibukukan salah satunya didorong oleh pendapatan bersih perusahaan yang menyusut. Tercatat, pendapatan bersih BNBR mengalami penurunan 19,98% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 2,47 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 1,97 triliun pada Januari-September 2020.

Roy menjelaskan, pandemi Covid-19 yang mewabah memang menekan kinerja perusahaan pada beberapa lini bisnis perusahaan di sembilan bulan pertama tahun ini. Maklumlah, banyak  proyek infrastruktur sempat tertunda pelaksanaannya seiring munculnya pandemi.

Baca Juga: Bos Bakrie ini buka suara soal omnibus law

Di sisi lain, pendapatan lini bisnis komponen otomotif perusahaan juga ikut tertekan akibat menurunnya pesanan-pesan dari pabrikan. Hitungan BNBR, besaran penurunannya bahkan sempat mencapai 50% dari angka normal.

Kondisi-kondisi di atas juga diperparah dengan pelemahan nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Walhasil, top line dan bottom line perusahaan kompak melesu di sembilan bulan pertama.

Meski begitu, BNBR melihat adanya pemulihan iklim bisnis di kuartal III 2020. Roy berujar, pemasukan perusahaan dari proyek-proyek infrastruktur minyak dan gas (migas) maupun non migas sudah mulai membaik. Kecenderungan yang sama juga dijumpai pada lini bisnis komponen otomotif seiring meningkatnya pesanan dari pabrikan-pabrikan otomotif besar.

Oleh karenanya, BNBR berupaya memaksimalkan potensi-potensi pendapatan sembari terus menggencarkan upaya efisiensi dan pembenahan internal baik secara operasional, finansial, dan organisasional agar bisa membukukan perbaikan kinerja.

“Diharapkan mudah-mudahan sampai akhir tahun ini kursnya tetap di angka Rp 14.100 atau Rp 14.200 (per dolar AS) maka otomatis potensi kerugian daripada perusahaan akan menurun nantinya di buku Desember,” tambah Roy.

Meski sempat melalui sejumlah tantangan di tahun 2020, BNBR optimistis situasi akan terus membaik pada tahun 2021, sebab BNBR akan mendorong realisasi sejumlah proyek yang sempat tertunda. Beberapa proyek yang dimaksud di antaranya meliputi proyek PLTU Tanjung Jati A 2x660MW, proyek jalan tol Cimanggis-Cibitung, dan proyek Pipa Gas Transmisi Kalimantan.

Optimisme perusahaan juga berdasar pada terbitnya Undang-Undang (UU) Omnibus Law yang kini telah menjadi UU nomor 11 Tahun 2020. Direktur Utama  PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, UU tersebut akan mendorong kemudahan investasi dan berusaha.

Selain itu, menurut Anindya, UU Omnibus Law juga berpotensi menjembatani banyak hal , yaitu; mengatasi diskoneksi dalam investasi, mengatasi diskoneksi peluang demografi yang secara struktural bisa mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pengangguran, dan mengatasi diskoneksi perpajakan.

“Ketiga aspek ini memiliki pengaruh positif secara signifikan untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan,” terang Anindya.

Meski begitu, BNBR nampaknya masih belum akan jor-joran dalam menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) pada tahun depan. Roy berujar, BNBR berencana menganggarkan sekitar Rp  200 miliar - Rp 300 miliar dana capex. Sebagian besar  dana tersebut diperuntukkan untuk keperluan perawatan atawa maintenance serta membiayai proyek-proyek yang akan datang.

 

Selanjutnya: Bakrie & Brothers (BNBR) sebut telah teken beberapa nota kesepakatan dengan offtaker

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru