EMITEN - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk semakin mantap merambah bisnis energi baru dan terbarukan (EBT). Perusahaan terafiliasi grup Bakrie ini akan mengembangkan bisnis bus listrik dan juga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Sejak 2018, emiten dengan kode saham BNBR ini telah menjalin kerjasama dengan BYD Auto, produsen bus listrik terbesar di China, untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia. BNBR secara bersama-sama telah menyepakati empat tahap pengembangan serta produksi bus listrik ke depan.
Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Anindya Novyan Bakrie merinci, tahap pertama adalah importasi dan unjuk produk. Tahap kedua adalah penetrasi pasar. Ketiga yakni melakukan initial commercialization dan manufacturing dan keempat yakni full commercialization.
“Kami menyebut inisiatif kami di bus listrik ini sebagai project VEKTR,” ujar Anin dalam konferensi pers usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Jumat (25/6).
Baca Juga: Anindya Bakrie optimis ekonomi Indonesia segera pulih, ini pertimbangannya
Dino Ryandi, CEO PT Bakrie Autoparts merinci, di tahap awal Bakrie Autoparts akan memasok 30 unit bus listrik. Sebanyak 20 unit di antaranya telah siap digunakan oleh Transjakarta di bulan ini.
Spesifikasi dan kapasitas bus yang digunakan sama dengan bus saat uji coba, dengan lantai rendah (lowdeck), dan direncanakan untuk penggunaan di rute-rute eksisting Transjakarta.
Ke depan,BNBR siap menyediakan 70 unit lainnya untuk memenuhi target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 100 unit bus listrik di 2021. Unit yang akan diproduksi ini nantinya berupa completely knocked down (CKD) yang akan dirakit oleh perusahaan perakitan (karoseri) lokal.
Dino melanjutkan, dari sisi pendanaan, working capital yang disiapkan BNBR mencapai US$ 30 juta untuk mengembangkan segmen bus ini. Sementara itu, untuk segmen industrialisasi dan pembangunan pabrik guna melakukan substitusi impor, BNBR bakal mengalokasikan dana investasi hingga US$ 50 juta.
Dana ini diambil dari berbagai sumber, baik dari kas internal, perbankan, dan kerjasama dengan Quantum Ventures.
Akhir tahun ini, BNBR berencana untuk melakukan ground breaking fasilitas kendaraan listrik di atas lahan seluas 5 hektar di Bakauheni, Lampung.
“Pembangunannya bisa selama tujuh sampai delapan bulan dan di kuartal ketiga 2022 akan selesai,” terang Dino di kesempatan yang sama.
Selain bus listrik, komitmen BNBR di bidang energi terbarukan juga ditujukkan melalui pengembangan PLTS. Proyek-proyek di bawah PT Bakrie Power ini dikerjakan oleh PT Helio Synar Energi.
Melalui PT Bakrie Power, BNBR belum lama ini menyepakati kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam proyek pengadaan dan pemasangan PLTS Hybrid di Desa Parak, Bontomanai, Selayar, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Bakrie Power dan PLN teken kerjasama Proyek PLTS Hybrid di Selayar
PLTS Hybrid ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 1,3 Mega Watt peak, dan diproyeksikan akan mulai beroperasi secara resmi pada Desember 2021. Dana pengembangan yang digulirkan tahun ini sebesar Rp 75 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk proyek Selayar.
Bisnis PLTS dinilai cukup menjanjikan bagi BNBR. Sebab,hingga 2023 terdapat target di-dieselisasi sebanyak 650 megawatt (MW) dengan potensi nilai pasar mencapai US$ 2 miliar. Sementara itu, hingga 2025 terdapat target pemasangan 320 MW PLTS atap dengan nilai pasar US$ 650 juta.
“Di seluruh Indonesia masih ada ratusan pembangkit listrik bertenaga diesel yang kini dioperasikan PLN. Ini menjadi potensi amat besar untuk dapat dikonversi menjadi pembangkit EBT, seperti yang kami lakukan di PLTS Hybrid Selayar ini,” jelas Direktur Utama PT Bakrie Power, Dody Taufiq Wijaya.
Selanjutnya: Analis: Beban utang Grup Bakrie sudah mengkhawatirkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News