Berniat investasi di aset kripto, simak saran dari Safir Senduk

Jumat, 04 Juni 2021 | 06:50 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Berniat investasi di aset kripto, simak saran dari Safir Senduk


ASET KRIPTO - JAKARTA. Investasi di instrumen kripto kini tengah digandrungi oleh masyarakat. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan, setidaknya terdapat 4,2 juta orang yang menjadikan kripto sebagai salah satu aset investasi saat ini.

Dus, butuh pengelolaan uang atau money management yang tepat dalam berinvestasi di aset kripto, mengingat volatilitas aset ini cukup tinggi. Master Financial Planner Safir Senduk mengungkapkan, terdapat sejumlah money management dalam berinvestasi di aset kripto

Pertama adalah pastikan terlebih dahulu telah memiliki dana darurat dan dana cadangan. Dana ini dapat digunakan jika sewaktu-waktu terjadi resesi. “Sebelum punya aset kripto, pastikan dana darurat sudah siap,” terang Safir dalam peluncuran Aset Kripto di platform Treasury.id, Kamis (3/6).

Baca Juga: Mulai dari Rp 5.000 sudah bisa beli aset kripto di Treasury.id

Kedua adalah menyiapkan uang untuk sekolah dan uang pendidikan terutama  untuk anak-anak, dan mempersiapkan dana pension untuk hari tua. Ketiga, adalah mempersiapkan asuransi jiwa terutama untuk keluarga. “Jika hal ini sudah ada, silakan beli aset kripto” sambung Safir

Membeli aset kripto pun ada aturan dan cara mainnya. Safir menganjurkan, sebelum memutuskan untuk membeli, akan  lebih baik bagi investor untuk mempelajari dahulu koin yang akan dibeli.

Safir juga merekomendasikan investor untuk mempelajari blockchain yang menjadi sistem dalam perdagangan aset kripto. Dengan mempelajari seluk-beluk koin kripto, risiko bisa ditekan, Safir juga menekankan pentingnya memakai dana dingin atau uang  menganggur jika ingin membeli aset kripto. Uang panas seperti untuk keperluan sehari-hari tidak disarankan untuk membeli aset kripto.

Hal terpenting lainnya adalah membeli atau masuk ketika harga sedang murah,  bukan ketika harga koin sedang tinggi-tingginya. Meskipun memang, definisi kata murah cukup subjektif, dalam artian murah bagi satu orang bukan berarti murah bagi orang lain.

Nah, jikalau investor masih takut harga aset yang sudah dibeli turun, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan membeli secara sedikit-sedikit atau cicil beli. Ketika melakukan cicil beli di saat harga turun, maka harga rata-rata beli juga akan turun.

Baca Juga: Efek Miami, harga Bitcoin mendaki capai level US$ 38.000

Safir juga menekankan pentingnya menghindari sikap fear of missing out (FOMO) alias takut ketinggalan kereta. “Kalau harga naik tinggi, jangan ikut-ikutan beli. Belilah ketika harga murah, jangan membeli ketika FOMO,” pungkas dia.

Senada, Dian Supolo, Co-Founder & CEO Treasury menekankan, melalui konsep keseimbangan keuangan,   ingin mengajak masyarakat untuk menggunakan dana menganggur, misalnya uang jajan atau rekreasi, bukan dana kebutuhan sehari-hari atau dana untuk tujuan keuangan dasar.

“Serta mempersiapkan diri terhadap berbagai hal yang mungkin terjadi, karena pada dasarnya setiap aset memiliki potensi keuntungan dan kemungkinan kehilangan, seperti aset kripto,” ujar Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru