Bitcoin dinilai masih akan tetap menarik dan berpotensi kembali menembus ATH

Jumat, 22 Oktober 2021 | 07:10 WIB   Reporter: Hikma Dirgantara
Bitcoin dinilai masih akan tetap menarik dan berpotensi kembali menembus ATH


ASET KRIPTO - JAKARTA. Bitcoin akhirnya berhasil menembus level tertingginya sepanjang sejarah pada Rabu (20/10) malam. Tercatat, Bitcoin sempat menyentuh level US$ 67.277 yang merupakan all time high (ATH).

Namun, pada perdagangan hari ini, Kamis (21/10), merujuk Coinmarketcap, harga Bitcoin terkoreksi dari level tertingginya dan berada di level US$ 66.413,58 pada pukul 16.15 WIB atau melemah 1,28%  

Walau begitu, CEO Triv Gabriel Rey mengungkapkan, secara prospek, Bitcoin masih akan tetap menarik dan berpotensi kembali menembus ATH. Ia menjelaskan, sentimen yang mendorong Bitcoin naik ke level tertingginya adalah Securities and Exchange Commission (SEC) telah menyetujui ETF Bitcoin.

“ETF Strategi Bitcoin ProShares mulai diperdagangkan di bursa pada awal pekan ini dan membuat aliran dana yang masuk ke Bitcoin mengalami kenaikan. Alhasil, harga Bitcoin pun berada dalam tren bullish dan mampu menembus ATH,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Kamis (21/10).

Baca Juga: Bitcoin ETF resmi diperdagangkan, harga bitcoin tembus ke Rp 932 Juta

Menurutnya, tren bullish Bitcoin masih akan berlanjut seiring minggu depan SEC berpotensi kembali menyetujui ETF milik Bitwise. Dengan bertambahnya produk ETF Bitcoin, maka diekspektasikan akan ada aliran dana yang masuk kembali, baik dari investor ritel maupun institusi. 

Apalagi, Gabriel menyoroti sejauh ini ETF Bitcoin yang disetujui masih berbasis pada produk futures. Jika sampai nanti ada ETF Bitcoin yang berbasis pada spot pasar Bitcoin, ia melihat aliran dana yang akan masuk jauh akan lebih besar lagi. 

“Bisa dibilang saat ini masih berada pada periode pre-pump, jika ETF Bitcoin berbasis spot sudah diperdagangkan, pump (aliran dana masuk) baru akan meningkat tajam,” imbuhnya.

Fokus ke Bitcoin 

Walaupun harga Bitcoin menembus ATH, nampaknya kenaikan harga tidak terjadi pada berbagai aset kripto lainnya. Merujuk Coinmarketcap, dalam tujuh hari terakhir, hanya Bitcoin, Ethereum, dan Solana yang mencatatkan kenaikan harga mencapai dua digit. 

Gabriel menyebut hal tersebut memang merupakan hal yang wajar. Ia berkaca dari data historis selama lima tahun terakhir di mana kenaikan signifikan Bitcoin jarang diikuti oleh Alt coin. Namun, jika Bitcoin turun tajam, Alt coin akan terkoreksi jauh lebih dalam. 

“Inilah kenapa berinvestasi pada aset kripto sebaiknya dilakukan pada Bitcoin, apalagi jika untuk jangka panjang. Ethereum sekalipun tidak akan bisa mampu menggeser Bitcoin dari sisi fundamental, apalagi alt coin yang lainnya,” jelas Gabriel.

Dengan kondisi saat ini, bagi investor yang mencoba bertransaksi secara jangka pendek, Gabriel menyarankan untuk jangan melawan arus yang terjadi di pasar. Menurutnya, pasar saat ini sedang berada dalam fase euforia sehingga sebaiknya jangan memasang posisi short karena risiko melawan pergerakan pasar sangatlah besar. Lebih baik untuk just ride the wave.

Sementara untuk jangka panjang maupun investor yang sudah hold Bitcoin, Gabriel menyebut sebaiknya tetap ditahan. “Jangan buru-buru ambil profit, wait and see dulu, setiap ada koreksi cukup besar bisa lakukan Dollar Cost Averaging,” terangnya. 

Saat ini, Gabriel melihat level resistance Bitcoin berada di kisaran US$ 60.000 sementara untuk top resistance-nya berada di US$ 100.000

Selanjutnya: Harga Bitcoin cetak rekor tertinggi sepanjang masa, apa yang terjadi selanjutnya?

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru