IHSG - JAKARTA. Berbagai keluhan nasabah dalam berinvestasi saham menjadi sorotan di media sosial belakangan ini. Pasalnya, modal investasi nasabah tersebut menggunakan dana yang berasal dari utang dan kini mereka terjebak kerugian.
Ada yang berutang lewat sepuluh aplikasi pinjaman online, meminjam uang arisan dan uang milik anggota Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), hingga menggadaikan tanah dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) mobil.
Merespons hal ini, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengingatkan, supaya masyarakat tidak berinvestasi dengan menggunakan dana yang bersumber dari pinjaman atau dana yang diperlukan untuk kebutuhan sehari hari. Investor juga jangan sampai menggunakan dana untuk kebutuhan darurat atau dana kebutuhan jangka pendek lainnya.
Menurut dia, sumber dana investasi yang berasal dari utang akan semakin meningkatkan risiko investasi. Mengingat, ada keterbatasan waktu yang relatif pendek untuk segera mengembalikan dana pinjaman dengan tingkat bunga tertentu.
Alhasil, hal ini akan semakin membatasi pilihan dan strategi investasi, serta dapat mempengaruhi aspek psikologis para investor.
Baca Juga: Asing catat net sell Rp 12,18 miliar, IHSG melemah ke 6.340 pada Selasa (19/1)
"Kami melihat hal ini sebagai fenomena yang tidak baik. Kami selalu mengingatkan kepada para investor bahwa berinvestasi saham, selain berpotensi memberikan keuntungan yang baik juga mengandung risiko kerugian," tutur Hasan kepada wartawan melalui pesan singkat, Senin (18/1).
Hasan menambahkan, para investor hendaknya jangan terlalu percaya diri dan berorientasi untuk mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya dalam jangka pendek. Investor sebaiknya juga menghitung dan mengelola risiko dalam berinvestasi.
Oleh karena itu, ia mendorong para investor untuk terus belajar dan meningkatkan pemahaman dalam berinvestasi saham. BEI menyediakan berbagai program dan sarana edukasi untuk masyarakat dan para investor melalui kegiatan Sekolah Pasar Modal, webinar, workshop, dan media sosial BEI.
Hasan mengimbau investor untuk memanfaatkan program dan sarana edukasi tersebut maupun program edukasi yang diselenggarakan para sekuritas dan manajer investasi.
Menurut dia, saat ini sudah sangat banyak program edukasi investasi saham yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat dan para investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News