REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Ditopang kinerja operasional, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencetak hasil yang solid di kuartal I 2023. Pendapatan emiten halo-halo ini tumbuh 11,94% menjadi Rp 7,54 triliun.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Nico Margaronis mengatakan, capaian tersebut sejalan dengan estimasi para analis. Bahkan, mengungguli perusahaan-perusahaan sejenisnya dalam hal pertumbuhan di kuartal I 2023.
EXCL menerapkan harga data yang lebih tinggi di seluruh tingkatan pelanggan pada tanggal 10 Maret sebesar 7,5%. Nico melihat hal tersebut tidak menghentikan XL untuk memberikan pertumbuhan dengan basis pelanggan yang lebih tinggi atau bertambah 400 ribu menjadi 57,9 juta.
Pertambahan pelanggan itu terlihat dari ARPU kuartal I 2023 yang tidak berubah di Rp 40 ribu. Lalu, basis pelanggan XL menghasilkan volume trafik data yang lebih tinggi atau tumbuh 18,7% di kuartal I 2023.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Diramal Bisa Jaga Pertumbuhan, Simak Rekomendasi Sahamnya
"Kami berasumsi bahwa XL telah membangun keunggulan atas kepemimpinan jaringannya," tulisnya dalam riset, Kamis (11/5).
Nico bilang, dinamika ini terlihat cukup kuat untuk membawa XL melewati masa Lebaran dan lebih banyak perbaikan harga. Cengkeraman pada basis pelanggannya juga semakin kuat karena semakin banyak pelanggan yang menjadi terbiasa melalui aplikasi digital, mengingat sekitar 45% pelanggan XL adalah pengguna aplikasi.
BRI Danareksa memprediksi kinerja EXCL bakal tumbuh dengan pendapatan menjadi Rp 31,03 triliun, dengan EBITDA Rp 15,8 triliun. Sementara untuk laba bersih diperkirakan Rp 1,36 triliun.
Di sisi lain, manajemen telah mengisyaratkan bahwa LINK akan mendukung EXCL dalam membangun homepass untuk fixed broadband (BB). Nico menyebut, LINK diberi mandat untuk menjadi Fiber-Co, yang pada dasarnya merupakan entitas infrastruktur B2B untuk fokus membangun homepass untuk XL, serta penyedia layanan internet rumahan lainnya.
"Untuk itu, XL akan mendukung LINK dengan menjual atau menghibahkan elemen-elemen aset tetap XL yang relevan di fixed BB kepada LINK," katanya.
Selain itu, kesepakatan ini menyediakan 757.000 pelanggan dengan ARPU tinggi di LINK per kuartal IV 2022 yang akan diakuisisi oleh XL. Dalam pandangannya, hal ini menghilangkan urgensi bagi XL untuk mengakuisisi saham pengendali di LINK.
Hal ini dikarenakan semua pelanggan fixed BB akan dikelola secara komersial oleh XL, sehingga tidak perlu membeli saham yang lebih besar di LINK untuk memaksimalkan sinergi operasional. Lalu, EXCL juga menghindari isu merger antara kedua perusahaan.
XL melaporkan 132 ribu pelanggan fixed BB sejauh ini dengan 44% di antaranya menggunakan FMC.
Baca Juga: IHSG Diselumuti 5 Sentimen Pekan Ini, Intip Rekomendasi Saham dari Indo Premier
"Kami berharap upaya ini akan berkembang karena LINK ingin membangun 8 juta pelanggan, yang mana 3 juta pelanggan yang sudah ada di LINK, ditambah 5 juta pelanggan baru untuk XL sesuai dengan kesepakatan," jelasnya.
Nico menilai, kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan kekuatannya dengan cengkeraman XL yang kuat pada konsumen dan titik kontak digital, serta LINK untuk kemampuan infrastrukturnya.
BRI Danareksa mempertahankan rating buy EXCL dengan target harga Rp 3.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News