REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Sejumlah sentimen positif bakal menghiasi pergerakan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) pada tahun ini. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pada 2023, TLKM berencana membagikan dividen lebih besar dari tahun sebelumnya sehingga menarik bagi pelaku pasar.
Sentimen positif lainnya berasal dari rencana merger Telkomsel dan IndiHome yang diyakini akan membuat operasional bisnis semakin efisien. Indonesia yang menjelang tahun politik 2024 juga akan memberikan keuntungan bagi TLKM.
"Secara historis, permintaan data TLKM selalu naik di masa-masa kampanye seiring lonjakan penggunaan layanan jasa dan produknya untuk kebutuhan komunikasi saat kampanye," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/3).
Dalam riset tanggal 20 Januari 2023, Analis UOB Kay Hian Sekuritas Selvi Ocktaviani mengatakan, manajemen TLKM berencana memberikan dividend per share (DPS) yang lebih tinggi dari keuntungan tahun 2022. Selvi memprediksi, DPS yang dibagikan berpotensi lebih tinggi 10%.
Baca Juga: Prospek Emiten Tambang Logam Tetap Kinclong Tahun Ini, Cermati Rekomendasi Analis
Sebelumnya, TLKM memberikan 60% (Rp 14,9 triliun) dari laba bersih tahun 2021 sebagai dividen. Oleh sebab itu, dividend payout ratio (DPR) diperkirakan akan dipertahankan di kisaran 65%-80%.
Berdasarkan guidance manajemen TLKM untuk DPS dan DPR, Selvi memperkirakan TLKM akan memberikan Rp 14,9 triliun-Rp 16,3 triliun dari laba bersih 2022 sebagai dividen. Dari situ, ekspektasi laba bersih 2022 TLKM berkisar di Rp 18,6 triliun sampai dengan Rp 25,1 triliun.
"Saya memperkirakan, laba inti TLKM 2022 mencapai Rp 24 triliun-Rp 25 triliun atau tumbuh 1%-6% dari laba inti 2021 sebesar Rp 23,7 triliun, mengingat pendapatan TLKM masih tumbuh 5,4% pada sembilan bulan pertama 2022," ucap Selvi.
Untuk tahun 2023, manajemen TLKM menargetkan pertumbuhan mid to high single-digit pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih. Sementara Selvi memproyeksi, pendapatan TLKM 2023 dapat tumbuh 5,5% year on year (YoY), lebih tinggi dari 2022 yang sebesar 3%.
Asumsi optimistis tersebut didukung oleh dua faktor. Pertama, adanya potensi peningkatan konsumsi data karena kampanye politik menjelang pemilihan presiden pada 24 Februari 2024. Kedua, TLKM telah menaikkan harga paket datanya sekitar 10% selama tahun 2022 dan berencana untuk terus menaikkannya.
Meskipun begitu, perkiraan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,5% YoY sebenarnya tergolong konservatif. Pasalnya, Selvi mempertimbangkan jumlah pelanggan TLKM yang terus turun selama tiga kuartal berturut-turut.
Tren ini diperkirakan akan berlanjut pada kuartal-kuartal mendatang. Selain itu, layanan fixed mobile convergence (FMC) TLKM yang rencananya diluncurkan pada semester II 2023 kemungkinan perlu waktu untuk dapat berkontribusi lebih banyak ke pendapatan.
Yang tak kalah penting, TLKM juga menargetkan pertumbuhan kontribusi pendapatan dari GOTO sebesar 40%-50% YoY pada tahun 2023. Tujuan utama investasi TLKM di GOTO adalah untuk mendapatkan keuntungan dari sinergi, misalnya penawaran paket data khusus untuk pengemudi ride-hailing GOTO.
Pada sembilan bulan pertama 2022, TLKM membukukan Rp 507 miliar (naik 50%) dalam kontribusi pendapatan dari GOTO, sementara target total tahun 2022 sebesar Rp 670 miliar.
"Untuk tahun 2023, manajemen menargetkan untuk membukukan pertumbuhan pendapatan dari GOTO sebesar 40%-50% YoY dengan layanan/produk TLKM baru yang akan diluncurkan pada Tokopedia," kata Selvi.
Baca Juga: RGD Bakal Kembali Digelar, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Pekan Ini
Dalam riset tanggal 31 Januari 2023, Analis Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy dan Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Jennifer A. Harjono menilai positif rencana TLKM untuk menggabungkan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan brand IndiHome. Menurut keduanya, penggabungan segmen seluler dan fixed-broadband akan membuka beberapa nilai tersembunyi TLKM.
Telkomsel saat ini merupakan penyedia layanan seluler terbesar di Indonesia dengan lebih dari 159 juta pengguna atau setara dengan 58% populasi. Sementara itu, pada sembilan bulan pertama 2022, pengguna IndiHome masih mampu tumbuh sebesar 6,8% YoY menjadi 9,04 juta di tengah pembangunan infrastruktur serat optik yang masih kurang.
Rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) dari layanan seluler TLKM pada kuartal III-2022 adalah Rp 45.000 dibanding fixed broadband Rp 269.000.
"Oleh karena itu, kemungkinan churn pengguna dari internet seluler ke broadband tetap diharapkan untuk lebih meningkatkan ARPU terkonsolidasinya," tutur analis tersebut.
Kedua analis ini berpendapat, layanan FMC yang diwujudkan dari penggabungan Telkomsel dan IndiHome dapat menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan di masa depan. Mengingat pengguna fixed-broadband Indonesia hanya 2,3 per 100 penduduk, jauh di bawah Malaysia (8,5), Korea Selatan (41,6), AS (33,9), dan China (26,9).
Cheril dan Selvi merekomendasikan buy TLKM dengan target harga masing-masing Rp 4.400 per saham dan Rp 4.860 per saham. Sementara itu, Robertus merekomendasikan trading buy TLKM dengan target harga Rp 4.500. Pada perdagangan Senin (13/3), harga TLKM naik 1,50% ke level Rp 4.070 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News