REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Lonjakan harga batubara membawa rezeki tersendiri bagi emiten pertambangan batubara, salah satunya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Emiten milik Garibaldi "Boy" Thohir ini mencetak lonjakan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2022.
ADRO meraih laba bersih sebesar US$ 2,49 miliar. Laba bersih ADRO ini meroket 167,07% dibandingkan tahun 2021 yang hanya senilai US$ 933,49 juta.
Seiring melonjaknya laba bersih ADRO, ekspektasi pembagian dividen oleh emiten pertambangan batubara ini juga semakin mencuat. Mengingat, ADRO menjadi emiten yang getol membagi dividen.
Analis UOB Kay Hian Sekurtas Limartha Adhiputra berekspektasi adanya pembayaran dividen final ADRO dengan potensi imbal hasil (yield) dividen hingga 16,5%. Sebagai pengingat, pada 23 Januari, ADRO mengumumkan pembagian dividen interim yang jumbo, yakni sebesar US$ 500 juta atau US$ 0,016 per saham (setara dengan Rp 251/saham).
Baca Juga: Emiten Perkebunan Milik Taipan TP Rachmat Bukukan Laba Jumbo, Cek Rekomendasi Analis
Seiring dengan laba bersih yang melonjak 167% secara year-on-year (YoY), Limartha memperkirakan rasio pembayaran dividen final untuk tahun buku 2022 setidaknya bisa mencapai 60%, dengan perkiraan pembagian dividen final sebesar US$ 996 juta atau US$ 0,032 per saham (setara dengan Rp 479 per saham dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS).
“Harga saham ADRO dapat mengalami rebound singkat karena ekspektasi pembayaran hasil dividen yang tinggi dan diperkirakan melemah setelahnya,” kata Limartha Selasa (7/3).
Boleh dibilang, capaian kinerja keuangan ADRO sepanjang tahun lalu cukup mentereng. Pendapatan ADRO yang mencapai sebesar US$ 8,1 miliar mencerminkan 108% estimasi UOB Kay Hian dan 105% dari estimasi konsensus.
Sementara laba bersih ADRO mewakili 100% estimasi Limartha dan 102% dari konsensus, yang sejalan dengan ekspektasi UOB Kay Hian dan konsensus.
Hanya saja, kinerja ADRO menurun secara kuartalan. Pendapatan ADRO di kuartal keempat 2022 sebesar US$ 2,2 miliar, turun 7,7% secara kuartalan tetapi melonjak 53,8% secara tahunan.
Baca Juga: Pendapatan Berulang Emiten Properti Berpeluang Meningkat, Intip Rekomendasi Sahamnya
Pelemahan pendapatan ADRO terutama disebabkan oleh harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara yang lebih rendah di kuartal keempat 2022. Limartha menyebut, ASP Adaro Energy melemah 8,1% secara kuartalan menjadi US$ 128 per ton.
UOB Kay Hian Sekuritas mempertahankan rekomendasi sell saham ADRO dengan target harga yang lebih rendah, yakni di Rp 2.600 dari target harga sebelumnya di Rp 2.750.
Rekomendasi ini disematkan dengan menimbang estimasi laba bersih ADRO akan menurun karena ekspektasi harga batubara yang lebih rendah di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News