Gajah Tunggal (GJTL) berhasil meraup laba pada paruh pertama 2021

Jumat, 06 Agustus 2021 | 05:55 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Gajah Tunggal (GJTL) berhasil meraup laba pada paruh pertama 2021


EMITEN - JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mencatatkan kenaikan penjualan bersih dari Rp 5,92 triliun di semester I-2020 menjadi Rp 7,26 triliun di semester I-2021.

Manajemen GJTL, dalam keterangan resminya menjelaskan secara keseluruhan, penjualan perusahaan mengalami peningkatan di semua segmen pasar, dengan penjualan OEM mencatatkan kenaikan tertinggi. Penjualan di pasar domestik naik sebesar 29,6%, sementara pasar ekspor naik sebesar 11,3%," tulis manajemen Kamis (5/8). 

Manajemen juga memaparkan kenaikan harga bahan baku utama mengakibatkan rasio laba kotor GJTL mengalami penurunan dari 17,4% di paruh pertama 2020 menjadi 16,4% di paruh pertama 2021. Pihaknya berhasil mengendalikan biaya operasionalnya, sehingga rasio biaya operasional terhadap penjualan menurun. 

Baca Juga: Kinerja membaik, begini rencana kerja Electronic City (ECII) tahun ini

Harga bahan baku utama mengakibatkan rasio laba kotor GJTL mengalami penurunan dari 17,4% di paruh pertama 2020 menjadi 16,4% di paruh pertama 2021.

Pihaknya berhasil mengendalikan biaya operasionalnya, sehingga rasio biaya operasional terhadap penjualan menurun. Dengan demikian, rasio laba operasional perseroan meningkat walaupun rasio laba kotor mengalami penurunan.

EBITDA GJTL meningkat dari Rp 730 miliar di semester I-2020 menjadi Rp 852 miliar di semester I-2021. Laba operasional yang lebih tinggi, ditambah beban keuangan yang lebih rendah, serta minimnya kerugian akibat translasi mata uang asing membawa perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 96 miliar di semester I-2021 berbanding rugi bersih sebesar Rp 150 miliar di semester I-2020.

GJTL juga menerbitkan surat utang sejumlah US$ 175 juta pada Juni 2021, dengan  bunga sebesar 8,95% dan akan jatuh tempo pada Juni 2026. Sebagian dana yang diterima dari penerbitan surat utang baru ini digunakan untuk melakukan penawaran umum pembelian kembali dengan jumlah terbatas atas surat utang lama US$ 250 juta yang jatuh tempo pada 2022.

Baca Juga: Soechi Lines (SOCI) bukukan laba bersih US$ 1,8 juta di kuartal I 2021

"Pemegang surat utang lama dengan jumlah total  US$ 152,2 juta ikut dalam proses penawaran umum ini. Sisa surat utang lama sebesar US$ 97,8 juta akan dilunasi pada 10 Agustus 2021, dengan sebagian  sisa dana yang diterima dari penerbitan surat utang baru, ditambah dengan dana yang diterima dari fasilitas kredit sindikasi dengan tenor 7 tahun sejumlah Rp 1,45 triliun. Fasilitas kredit tersebut diterima dari sindikasi bank yang dipimpin oleh Bank Central Asia, dengan anggota Bank KEB Hana dan Bank Permata," tutup manajemen.

Selanjutnya: Bumi Resources (BUMI) proyeksikan produksi batubara semester I capai 41 juta ton

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru