Gajah Tunggal (GJTL) memulai tender offer obligasi US$ 250 juta

Rabu, 09 Juni 2021 | 21:14 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
Gajah Tunggal (GJTL) memulai tender offer obligasi US$ 250 juta

ILUSTRASI. Gajah Tunggal (GJTL) bakal membeli kembali salah satu obligasinya.


EMITEN - JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) bakal membeli kembali salah satu obligasinya. Langkah ini sejalan dengan rencana produsen ban tersebut untuk membiayai kembali atawa refinancing obligasi. 

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, Kamis (9/6), GJTL memulai tender offer atas obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 250 juta. Obligasi ini memiliki kupon 8,375% per tahun dan akan jatuh tempo Agustus tahun depan.

Tender offer bakal dilakukan hingga 18 Juni mendatang. Namun, manajemen masih membuka opsi perubahan batas akhir tender offer ini. Adapun target nilai pokok yang ditenderkan tidak kurang dari US$ 175 juta.

Pada saat yang bersamaan, GJTL mengajukan proposal untuk penerbitan obligasi dengan denominasi yang sama. Obligasi baru ini jatuh tempo pada 2026. GJTL bakal menggabungkan emisi baru ini dengan pinjaman sindikasi perbankan senilai Rp 1,5 triliun untuk refinancing obligasi lama.

Baca Juga: Industri ban dinilai akan diuntungkan dengan adanya tren mobil listrik

"Refinancing yang tengah dipersiapkan bakal memperpanjang profil utang jatuh tempo GJTL. Sehingga, ini akan mengurangi kekhawatiran likuiditas yang sedang muncul terkait kesiapan perusahaan melunasi obligasi lama," terang Stephanie Cheong, analis Moody's Investors Service dalam keterangan tertulis.

Moody's telah menyematkan rating Caa1 untuk GJTL. Moody's juga menyematkan rating yang sama untuk obligasi lama senilai US$ 250 juta yang diterbitkan pada 2017 silam tersebut.

Selain itu, Moody's juga menyematkan rating Caa1 untuk emisi baru yang bakal diterbitkan. Moody's masih membuka opsi untuk menaikkan rating emisi baru ini.

Baca Juga: Sejumlah produsen ban mulai kembangkan ban untuk mobil listrik

Kemampuan GJTL untuk mengeksekusi rencana refinancing bakal menjadi pertimbangan utama Moody's menaikkan rating. "Rating bisa meningkat satu notch menjadi B3 baik untuk rating obligasi maupun perusahaan," imbuh Cheong.

Sebaliknya, Moody's bisa saja menurunkan rating. Ini bisa terjadi jika GJTL tak mampu merealisasikan refinancing tepat waktu. Sekadar informasi, rating Caa1 saat ini mencerminkan posisi GJTL yang memiliki bauran penjualan yang seimbang. Rating juga mencerminkan posisi GJTL yang masih mampu bertahan sebagai pemain utama di industri ban domestik.

Baca Juga: Gajah Tunggal (GJTL) peroleh fasilitas pinjaman Rp 1,33 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terbaru