Hingga Semester I, Harum Energy (HRUM) Sudah Serap Capex US$ 12,9 Juta

Sabtu, 05 Agustus 2023 | 06:20 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Hingga Semester I, Harum Energy (HRUM) Sudah Serap Capex US$ 12,9 Juta


EMITEN - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) melaporkan penyerapan total belanja modal alias capital expenditure senilai US$ 12,9 juta dalam enam bulan pertama tahun 2023. Capex ini digunakan untuk sejumlah keperluan anak usaha HRUM, yakni penambahan properti tambang di PT Mahakam Sumber Jaya, PT Karya Usaha Pertiwi, dan PT Tanito Harum Nickel

Capex juga digunakan untuk biaya pemeliharaan armada tongkang milik PT Layar Lintas Jaya serta  pembelian kendaraan dan alat berat.

Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara menuturkan, pihaknya masih mempertahankan estimasi anggaran belanja modal untuk tahun 2023, yakni sekitar US$ 52 juta. Sebagian besar capex akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel. 

”Sedangkan sisanya untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian kendaraan, pembelian alat berat dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang,” kata Ray kepada Kontan.co.id, Rabu (2/8).

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Dirikan Anak Usaha Baru Untuk Maksimalkan Serapan Karbon

HRUM memutuskan untuk mengerek target produksi batubara tahun ini seiring dengan moncernya kinerja operasional sepanjang semester pertama 2023.

Emiten milik taipan Kiki Barki ini merevisi produksi batubara HRUM untuk tahun 2023 menjadi 6 juta ton atau sekitar 20% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Sebelumnya, HRUM mematok target produksi di angka 5,5 juta ton hingga akhir 2023.

Sebagai gambaran, HRUM berhasil memproduksi 3,5 juta ton batubara sepanjang enam bulan pertama 2023. Jumlah ini setara dengan kenaikan 49,1% dari realisasi produksi di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 2,3 juta ton.

Dengan demikian, per semester pertama 2023, HRUM telah memenuhi 58,3% dari target produksi yang dipasang.

Sementara di segmen nikel, pabrik pengolahan (smelter) kedua HRUM milik perusahaan asosiasinya yakni PT Westrong Metal Industry (WMI), saat ini  berada dalam tahap akhir konstruksi.

Seperti yang diumumkan sebelumnya, WMI akan memiliki empat lini smelter rotary kiln electric furnace (RKEF) yang dirancang untuk memproduksi hingga 56.000 ton logam nikel setiap tahun dalam bentuk nickel pig iron (NPI) dan nikel matte bermutu tinggi.

Baca Juga: Jasnita Telekomindo (JAST) Masih Tanggung Kerugian Rp 10,56 Miliar di Semester I-2023

Pada Juni 2023, progres konstruksi sipil di WMI telah mencapai hampir 90%, dan smelter tersebut diharapkan dapat memulai produksi komersial secara bertahap mulai kuartal keempat 2023.

Hal ini akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan produksi nikel HRUM ke depan. Dengan fleksibilitas untuk memproduksi nikel matte kadar tinggi, WMI harapkan menghasilkan margin yang lebih kuat dibandingkan produksi NPI kadar rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru