IHSG diprediksi memerah pada pekan depan, simak deretan sentimennya

Minggu, 15 November 2020 | 18:30 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
IHSG diprediksi memerah pada pekan depan, simak deretan sentimennya


PROYEKSI IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 2,35% pada pekan lalu. Sementara Jumat (13/11), IHSG naik tipis 0,04% ke level 5.461,06.

Nah untuk pekan depan, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menuturkan beberapa sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG salah satunya lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara.

Ia memperkirakan, peningkatan kasus covid-19 terjadi di sebagian Negara Eropa di tengah musim dingin beberapa bulan ke depan. Jumlah total kasus di Prancis naik menjadi 1,95 juta, Spanyol 1,49 juta kasus, Italia melampaui angka 1,1 juta infeksi dan Inggris menjadi negara pertama di Eropa yang mencatatkan lebih dari 51 ribu kematian.

Baca Juga: Selama sepekan IHSG menguat 2,35% ke level 5.461,06, simak prediksi Senin besok

Sebagian Negara di Zona Eropa menerapkan pembatasan substansial pada kehidupan sehari-hari yang diperkirakan akan berdampak pada aktivitas ekonomi. Hal ini mendorong kemungkinan zona Eropa kembali mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal ke 4 tahun ini. Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan memberikan lebih banyak stimulus pada bulan Desember 2020.

Selain itu, kemenangan Joe Biden di pilpres Amerika Serikat mendorong optimisme stimulus fiskal US$ 2,2 triliun. Pekan ini pasar saham juga optimis menyusul penelitian vaksin Covid-19. Perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech menyatakan efektivitas vaksin virus korona baru lebih dari 90% dalam mencegah Covid-19.

“Meski demikian, perlu waktu untuk mendapatkan hasil akhir vaksin tersebut. Kedua hal ini membuat optimisme vaksin Pfizer dan BioNTech mulai memudar dari pasar,” ungkapnya, Minggu (15/11).

Baca Juga: IHSG menguat 2,35% selama sepekan ke level 5.461,06, ditopang net buy investor asing

Kemudian, berdasarkan rilis data Refinitiv sudah 90% emiten dalam indeks S&P 500 melaporkan kinerja kuartal III. Laba emiten diperkirakan hanya turun 7,8% (YoY) dibandingkan dengan perkiraan pada bulan Oktober dimana sebagian analis memperkirakan laba perusahaan pada kuartal ke tiga akan turun 21,4$. Hal ini akan berdampak positif untuk pasar saham.

Dari dalam negeri, sambungnya, rupiah di akhir pekan terlihat sedikit melemah setelah Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ke depan BI masih ada ruang penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Rapat Kerja Komisi XI DPR RI.

Menurut Perry, penurunan suku bunga ini tentu dengan memantau perkembangan ekonomi global dan domestik. Saat ini BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali atau sebesar 100 basis poin menjadi 4%. Keputusan ini sejalan dengan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta untuk mempertimbangkan rendahnya tekanan inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Mirae Asset ramal IHSG terus bergerak positif hingga akhir tahun, ini sentimennya

“Saat ini rapat dewan Gubenur BI yang terdekat pada 19 November 2020, tetapi kami perkirakan BI akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di angka 4%,” tambahnya.

Dengan memudarnya optimisme vaksin covid-19 dan mulai turunnya Biden efek, serta meningkatnya kasus covid-19 di beberapa Negara yang diikuti penguncian sosial terbatas, Hans memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi melemah di pekan depan. Adapun support IHSG ada di level 5.395 sampai 5.246 dan resistance di level 5.520 sampai 5.550.

Selanjutnya: Diwarnai sentimen eksternal, simak pergerakan rupiah pekan depan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru