REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks yang berisi saham-saham teknologi atau IDX Sector Technology mencetak kenaikan hingga 184,08% secara year to date (ytd). Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 0,26% dan indeks LQ45 turun 4,92% ytd.
Performa indeks technology ini utamanya hanya didorong oleh tiga saham, pertama PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) yang sudah melesat hingga 396,62% ytd, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) melonjak sampai 202,97% ytd, dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang meningkat 157,75% ytd.
Selanjutnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) naik 35,34% ytd, PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) tumbuh 21,74%. Sementara itu beberapa saham diam di tempat dan empat saham mengalami penurunan seperti contoh PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) yang sudah ambles 21,05%.
Baca Juga: Sejumlah emiten optimistis kinerja mulai pulih pada kuartal II 2021
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, kenaikan harga saham-saham tersebut lebih dikarenakan spekulasi pasar akan prospek emiten yang berhubungan teknologi. Mengingat, kondisi saat ini semuanya mulai ketergantungan dengan teknologi.
Meski begitu, ada juga kenaikan saham yang sejalan dengan kinerjanya yang mengalami pertumbuhan, misalnya saja MLPT.
Mengutip laporan keuangan tahun 2020, MLPT membukukan penjualan bersih dan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2,68 triliun atau naik 9,37% dibanding realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 2,45 triliun.
Dari pendapatan itu, MLPT mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 172,53 miliar, tumbuh 25,68% dari realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 137,27 miliar.
Sukarno menilai, melesatnya harga saham DMMX yang signifikan lantaran sebelumnya ada pembelian besar dari PT NFC Indonesia Tbk (NFCX). NFCX sebagai induk usaha menambah kepemilikan pada DMMX sebanyak 1,1 juta lembar saham.
“Ditambah prospek DMMX yang juga bagus dan rencana ekspansi di pasar international membuat minat pasar jadi tinggi,” tutur Sukarno ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/5).
Dalam catatan Kontan, melalui Cosmos Charisma International Pte Ltd (CCI), DMMX berencana untuk memperluas dan menyebarkan kemampuan teknologi grup di pasar luar negeri.
Saat ini, CCI akan berfokus pada negara-negara di kawasan ASEAN seperti Singapura dan Filipina, sehubungan dengan persyaratan mitra ritel domestik DMMX.
Secara keseluruhan, ia melihat sektor teknologi memang memiliki prospek yang bagus. Terlebih saat ini khususnya masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menggunakan teknologi, ambil contoh belum banyak yang menggunakan pembayaran non tunai.
Hanya saja, banyaknya pemain anyar di sektor yang sama membuat peta persaingannya lebih ketat dan ini dinilai sebagai tantangan bagi sektor teknologi.
Baca Juga: Pasar mengantisipasi realisasi PDB Indonesia, IHSG diproyeksi bergerak fluktuatif
Lantaran harga sahamnya sudah naik tinggi, Sukarno bilang saham-saham tersebut rawan terkoreksi. Sehingga Ia menyarankan pelaku pasar untuk wait and see saham-saham sektor teknologi.
Secara teknikal, menurut Sukarno sudah ada indikasi akan berbalik arah, seperti saham DMMX yang hari ini Selasa (4/5) kenaikannya turun 9%.
Pada akhir perdagangan Selasa (4/5) saham DMMX hanya naik 0,70% ke harga Rp 715 per saham. Sukarno juga menyarankan pelaku pasar untuk wait and see saham-saham sektor teknologi yang mengalami koreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News