Ini faktor pendorong IHSG menguat 1,05% dalam sepekan

Minggu, 14 November 2021 | 07:30 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Ini faktor pendorong IHSG menguat 1,05% dalam sepekan


IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 1,05% dalam sepekan. Bersamaan, investor asing melakukan aksi pembelian bersih (net buy) di pasar regular senilai Rp 1,94 triliun.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, sentimen yang mempengaruhi IHSG sepanjang pekan ini berasal dari eksternal. Salah satunya dari Amerika Serikat (AS), dimana pertumbuhan ekonomi AS sudah cukup membaik.

Membaiknya perekonomian AS ditandai dengan bertumbuhnya angka inflasi dan data tenaga kerja yang sudah baik.

Asal tahu saja, pada Jumat (12/11) IHSG melemah 0,60% ke level 6.651,054. Pelemahan ini terjadi di tengah menguatnya sejumlah bursa Asia. Indeks Nikkei 225 memimpin dengan menguat 1,13%.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, mayoritas menguatnya indeks seiring dengan meredanya keterkejutan investor atas lonjakan inflasi di AS dan China. Investor berharap tekanan inflasi, walaupun masih tinggi, akan semakin berkurang, bukan menguat di bulan-bulan mendatang sehingga menjaga optimisme mereka atas prospek ekonomi global.

Baca Juga: Asing catat net buy Rp 53 miliar, saham-saham ini paling banyak dikoleksi

Sentimen positif juga datang dari berita bahwa China Evergrande Group telah membayar kupon obligasi sebelum tanggal jatuh tempo sehingga terhindar dari status gagal bayar (default).

Selain itu, beredar pula kabar bahwa Pemerintah China berencana melonggarkan berbagai peraturan keuangan bagi sektor properti untuk mmbantu perusahaan pengembang properti mencari pendanaan di pasar surat utang , serta membuka akses bagi perusahaan pengembang properti untuk meraup dana.

Investor juga mengantisipasi rilis data pertumbuhan eknomi kuartal ketiga 2021 Jepang pada Senin (15/11) yang diprediksi akan terkontraksi 0,7% year-on-year (yoy), tertekan oleh konsumsi rumah tangga yang terpukul oleh munculnya gelombang kasus Covid-19. Pukulan konsumsi pada rumah tangga juga disebabkan gangguan rantai pasok global yang mempengaruhi produksi perusahaan raksasa otomotif seperti Toyota dan Honda.

Herditya memperkirakan untuk sepekan ke depan IHSG masih rawan terkoreksi, namun sudah cenderung terbatas. IHSG akan bergerak dengan rentang 6.630-6.680 sepanjang  sepekan kedepan.

Salah satu sentimen yang dinantikan pasar adalah hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia. “Untuk suku bunga secara consensus masih diperkirakan BI akan menahan suku bunga di 3,5%,” terang Herditya.  

Selain RDG, pekan depan juga ada rilis neraca perdagangan dan current account deficit (CAD) atau neraca transaksi berjalan. 

Selanjutnya: Meski IHSG melemah 0,35% pada akhir sesi I, net buy asing tercatat Rp 182,69 miliar

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru