BITCOIN - JAKARTA. Bitcoin bersiap untuk mencapai level tertinggi baru tahun 2023. Dipertahankannya suku bunga The Fed di pertemuan September bisa menjadi sinyal penguatan lanjutan aset kripto.
Crypto Analist Reku Afid Sugiono melihat, The Fed nampaknya akan kembali mempertahankan suku bunga di pertemuan bulanan FOMC tanggal 19 – 20 September 2023.
Hal itu salah satunya tercermin dari CME Fedwatch yang menunjukkan probabilitas Bank Sentral Amerika Serikat (AS) bakal menahan suku bunga mencapai 95%.
Pelaku pasar memandang kondisi ekonomi Amerika Serikat sudah cukup pulih, maka seharusnya tidak ada alasan bagi The Fed untuk mengerek suku bunga di bulan September yang akan diumumkan besok Rabu (20/9).
Baca Juga: Periode Halving Diprediksi Bakal Mendorong Harga Bitcoin
Suku bunga pada pertemuan bulan Oktober dan November juga masih diproyeksikan bakal tidak berubah dari level saat ini yaitu 5,25% - 5,50%.
“Probalitas menunjukkan suku bunga The Fed masih akan bertahan. Artinya dalam jangka menengah bagus untuk aset kripto,” kata Afid dalam Media Gathering Reku, Selasa (19/9).
Menurut Afid, kondisi bunga stagnan bakal menciptakan kebosanan sehingga investor mencoba untuk mendiversifikan aset dan bahkan mencoba aset berisiko seperti kripto.
Namun perlu diantisipasi adanya potensi penurunan aset kripto karena dikhawatirkan bakal ada penarikan dolar secara massal untuk keluar dari kripto lalu mengalihkan aset ke bank.
Dengan demikian, investor disarankan untuk mencicil beli secara rutin terutama Bitcoin atau dengan menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Sebab, batas bawah harga sulit untuk diprediksi walaupun banyak sentimen positif salah satunya dari Halving Bitcoin.
Baca Juga: Pasar Optimistis The Fed Bakal Tahan Suku Bunga, Mayoritas Aset Kripto Naik
Afid memproyeksikan kuartal terakhir bisa menjadi periode naiknya Bitcoin hingga mencapai kisaran rentang harga US$ 35.000 – US$ 40.000. Ini praktis bakal menjadi level tertinggi baru harga BTC di sepanjang tahun 2023 yang sempat mencapai harga di US$31,582 pada 14 Juli lalu.
“Secara historis, biasanya Bitcoin punya fluktuasi cukup tinggi di kuartal keempat. Harga akan cenderung koreksi terlebih dahulu sebelum akhirnya mengalami kenaikan cukup masif di bulan Desember seperti akhir tahun 2021 silam, kemudian terjadi juga di kuartal IV tahun 2017,” jelas Afid.
Afid mencermati, Halving Bitcoin 2024 berpotensi mengangkat harga Bitcoin naik 2.3 kali lipat di tahun depan dan setahun setelahnya bisa naik 4.2 kali lipat pada 2025. Proyeksi itu jika melihat kenaikan harga BTC sejak pertama kali halving dilakukan pada 2012.
Di samping itu, harga Bitcoin berpotensi lebih tinggi apabila perdagangan Bitcoin ETF spot disetujui di tahun depan. Afid melihat penerapan skema perdagangan ETF Bitcoin bisa mengikuti jejak harga emas yang melonjak saat pertama kali diperdagangkan melalui mekanisme ETF.
Adapun berdasarkan data Coinmarketcap, saat ini harga Bitcoin berkisar pada level US$27.288 pada Selasa (19/9) pukul 19.30 WIB.
Baca Juga: Bitcoin Diramal Tertekan hingga Akhir Tahun, Ini Penyebabnya
Bitcoin perlahan dalam tren naik setelah diperdagangkan pada level yang datar selama kurun waktu kurang lebih dua bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News