REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Era kendaraan listrik membuka peluang bagi PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Emiten ini pun menjajaki peluang ekspansi ke bisnis ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).
Rencana ini menjadi bagian dari pipeline strategi pengembangan bisnis MPMX.
General Manager Corporate Communication & Sustainability Mitra Pinasthika Mustika Natalia Lusnita mengatakan, arah ekspansi MPMX akan berfokus pada peluang di sektor otomotif maupun digital. MPMX ingin menciptakan sinergi pada segmen usaha yang berpotensi mendisrupsi bisnis eksisting.
"Dalam strateginya, Perseroan tidak hanya melihat peluang bekerjasama atau aliansi dengan mitra strategis, tetapi juga melalui model bisnis dan operating model yang terus diperbaharui," kata Natalia kepada Kontan.co.id, Rabu (16/8).
Untuk menggelar ekspansi, Natalia memastikan MPMX tetap mempertimbangkan disiplin operasional dan keuangan secara hati-hati. Termasuk memilih segmen bisnis yang berpotensi memberikan kontribusi cukup besar bagi top line maupun bottom line.
"Kami juga ingin mengambil bagian bersama dengan pemegang saham utama kami dalam hal supply chain energi terbarukan dengan membangun bisnis EV dan industri pendukungnya," imbuh Natalia.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis pada Jumat (18/8)
Seperti diketahui, pemegang saham utama dan pengendali MPMX adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Adapun, untuk saat ini MPMX sudah menggunakan mobil EV pada segmen bisnis rental dengan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Dalam rencana ekspansi ke bisnis ekosistem EV, Natalia mengatakan, MPMX membuka peluang berkolaborasi dengan prinsipal mobil (4W) yang memiliki roadmap dan ekosistem EV. Dengan begitu bisa terjadi sinergi dengan ekosistem MPMX di bisnis distribusi 4W.
Natalia belum bisa memastikan kapan ekspansi MPMX ke ekosistem EV ini dapat terealisasi. Sejauh ini MPMX masih dalam tahap penjajakan dengan sejumlah calon mitra. "Untuk timeline belum bisa di-disclose. Masih penjajakan, jadi akan menjadi rencana jangka menengah-panjang," terang Natalia.
Target Kinerja 2023
Natalia hanya memastikan, sampai akhir tahun 2023 MPMX masih mengejar target pertumbuhan pendapatan sebanyak 15%-20% dibandingkan tahun lalu. MPMX juga menjaga margin laba bersih antara 2%-3% dari pendapatan.
"Sejauh ini kami tidak melakukan revisi terhadap target, dan kami masih cukup optimistis bahwa kinerja bisnis akan terus meningkat," ujar Natalia.
Sampai dengan semester I-2023, MPMX berhasil mendongkrak pendapatan neto menjadi Rp 7,09 triliun. Melejit 38,74% dibandingkan pendapatan Rp 5,11 triliun per Juni 2022.
Hanya saja, secara bottom line MPMX mengalami penurunan. Laba bersih MPMX merosot 13,67% dari Rp 306,23 miliar pada periode setengah tahun lalu menjadi Rp 264,35 hingga semester I-2023.
Natalia menerangkan, lonjakan pendapatan MPMX terutama didorong pulihnya volume penjualan di bisnis sepeda motor, disertai harga jual rata-rata yang lebih tinggi. Sedangkan penurunan laba bersih terjadi karena pada semester I-2022 MPMX mencatatkan penyertaan keuntungan yang signifikan dari kemitraan strategis dengan Trusty Cars Pte. Ltd. alias Carro.
Sehingga jika menghitung dari bisnis inti, pada semester I-2023 laba MPMX mampu tumbuh 6% (YoY) menjadi Rp 264 miliar. Peningkatan laba di bisnis inti terutama disumbangkan oleh bisnis sepeda motor.
Dalam memuluskan strategi bisnisnya, pada semester I-2023 MPMX telah mengucurkan belanja modal (capex) sekitar 53% dari anggaran Rp 100 miliar. Capex MPMX sebagian besar dipakai untuk infrastruktur TI, pembangunan gedung kantor MPM Distributor di Kupang, serta renovasi beberapa gedung dealer.
Rekomendasi Saham
Analis Saham Rakyat by Samuel Sekuritas, Billy Halomoan memprediksi pendapatan MPMX mampu tumbuh signifikan dibandingkan tahun lalu. Meski dari sisi laba berpotensi tumbuh lebih lambat.
Pendapatan MPMX pada semester II-2023 masih ditopang oleh kenaikan harga rata-rata sepeda motor. Selain itu, kenaikan penjualan sepeda motor akan mendongkrak aftersales dan penjualan suku cadang yang juga menjadi segmen utama pendapatan MPMX.
"Pemulihan industri pasca pandemi dan kembali normalnya pasokan chip semikonduktor untuk kelistrikan sepeda motor dari krisis pasokan tahun lalu, diharapkan dapat mempercepat waktu inden pembelian sepeda motor," sebut Billy.
Meski punya bisnis yang prospektif, namun secara teknikal saham MPMX memasuki tren penurunan. Harga saham MPMX bergerak melandai sejak bulan Mei. Pada perdagangan Rabu (16/8), MPMX parkir di harga Rp 1.025 per saham.
Billy melihat penurunan harga saham MPMX tak lepas dari efek berakhirnya musim pembagian dividen. Untuk saat ini, MPMX sedang mengalami konsolidasi kecil di area Rp 1.000 - Rp 1.085. Saran Billy, wait and see terlebih dulu saham MPMX sambil menunggu perbaikan laporan keuangan dan pola reversal secara teknikal.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, secara teknikal MACD pada monthly chart memberikan sinyal bagi investor untuk berhati-hati. Untuk jangka panjang pergerakan saham MPMX menunjukkan indikasi masuk ke dalam tren turun.
Namun secara short to mid, masih ada potensi penguatan, selama MPMX masih bertahan di atas level support terdekat, yakni di Rp 955. Kondisi ini membuat MPMX masih layak menjadi pilihan trading.
Hanya saja, untuk yang ingin mengambil posisi jangka panjang, Ivan menyarankan untuk terlebih dulu menunggu momentum koleksi di bawah level Rp 875 atau pada area harga Rp 740 - Rp 800 per saham.
Baca Juga: Simak Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Jumat (18/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News