Kalbe Farma (KLBF) Bidik Pertumbuhan Penjualan dan Laba Bersih 13%-15% Tahun Ini

Selasa, 11 April 2023 | 07:30 WIB   Reporter: Dimas Andi
Kalbe Farma (KLBF) Bidik Pertumbuhan Penjualan dan Laba Bersih 13%-15% Tahun Ini


EMITEN - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berkomitmen untuk terus memperkuat kinerjanya pada 2023 meski pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Sebagai informasi, penjualan bersih KLBF tumbuh 10,2% year on year (YoY) menjadi Rp 28,93 triliun pada 2022. Laba bersih KLBF juga naik 6,2% YoY menjadi Rp 3,18 triliun pada saat yang sama.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius menyampaikan, meredanya kasus Covid-19 cukup mempengaruhi dunia farmasi secara global, termasuk Indonesia. Di sisi lain, pandemi telah membuat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Raih Izin Edar Produk Antibodi Lokal Pertama di Indonesia

Maka dari itu, KLBF menilai kebutuhan obat-obatan dan multivitamin non Covid-19 bakal naik seiring melonjaknya mobilitas masyarakat di luar ruangan. “Kalbe Farma siapkan produk sesuai tren konsumen baru, termasuk strategi digitalisasi,” ujar dia, Senin (10/4).

Manajemen KLBF sendiri menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih di kisaran 13% sampai 15% pada 2023. Selain itu, KLBF bakal menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini yang digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.

KLBF memastikan diri terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk perusahaan patungan (joint venture), akuisisi, dan kerja sama bisnis lainnya. Misalnya, kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) melalui PT Kalbe Genexine Bilogics (KGBio) dan melakukan akuisisi PT Aventis Pharma untuk memperkuat portofolio produk obat resep termasuk produk vaksin.

 

 

Tak hanya itu, KLBF turut membentuk anak perusahaan patungan Global Starway Synergy Co., Ltd untuk memperkuat sumber rantai pasokan produk farmasi di China. “Strategi kolaborasi akan diteruskan untuk melengkapi portofolio produk yang ada dalam waktu yang relatif singkat,” tandas Vidjongtius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru