REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di semester II 2023 diprediksi masih bisa positif akibat adanya diversifikasi bisnis. PGAS telah melakukan diversifikasi bisnis, salah satunya dengan memiliki unit bisnis di bidang telekomunikasi, yaitu PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGNCOM).
Pada tahun 2021 lalu, PGAS telah menjalin kerja sama dengan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dalam rangka utilisasi jaringan telekomunikasi. Melansir keterbukaan informasi di BEI, PGNCOM menjalankan bisnis sewa fiber optik untuk menyediakan jaringan kepada para pelanggan.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama mengatakan, bisnis PGNCOM lumayan prospektif di semester II 2023 dan ke depannya. Sebab, unit bisnis ini memfasilitasi telekomunikasi di beberapa daerah yang memang butuh layanan tersebut
Sinyal di situs pertambangan, kata Ezaridho, sebenarnya kurang bagus, karena infrastruktur telekomunikasinya belum terbangun dengan baik. Oleh karena itu, bisnis PGNCOM juga menjadi bagian dari pelayanan PGAS di wilayah situs pertambangan.
Baca Juga: Kinerja Emiten Konsumer Diprediksi Melambat, Simak Rekomendasi Analis
“Sehingga, keberlanjutan dari bisnis telekomunikasi PGAS lewat PGNCOM ini cukup bagus ke depannya,” katanya kepada Kontan, Jumat (28/7).
Melansir laporan keuangan PGAS di kuartal I 2023, pendapatan PGAS dari sewa fiber optik PGNCOM pada kuartal I 2023 turun ke US$ 4,9 juta dari sebelumnya US$ 5,07 juta pada kuartal I 2022.
Ezaridho melihat, pendapatan PGNCOM melambat di kuartal I 2023 diakibatkan oleh berkurangan jumlah klien. Namun, melihat penurunannya tidak begitu besar, hal itu mengindikasikan bahwa pendapatan dari unit bisnis ini masih stabil.
Di sisi lain, industri telekomunikasi sebenarnya sudah cukup dewasa, mengingat perkembangannya tidak begitu masif seperti yang terjadi di dekade awal 2000-an. Hal itu pun mengakibatkan upside dari industri telekomunikasi menjadi terbatas.
“Tapi, kalau banyak investasi masuk dan membutuhkan banyak infrastruktur telekomunikasi lagi, unit bisnis PGNCOM ini berpotensi tetap akan meningkat,” tuturnya.
Di sisi lain, diversifikasi PGAS ke bisnis telekomunikasi pun baru berjalan pada tahun 2021. Sehingga, pendapatannya belum diharapkan bisa mengalahkan pendapatan PGAS dari bidang minyak dan gas.
Akibatnya, kontribusi segmen telekomunikasi juga jauh lebih rendah dari bisnis utama PGAS, meskipun harga komoditas sedikit menurun.
Namun, kata Eza, permintaan untuk minyak bumi dan gas saat ini kembali meningkat. Harga minyak bumi juga meningkat akibat penurunan produksi OPEC+ dari sekitar 100 juta barel per hari menjadi sekitar 90 juta barel per hari.
Jika melihat Trading Economics, Minggu (30/7) pukul 17.20 WIB, harga minyak bumi secara bulanan memang meningkat 15,08% ke US$ 80,58 per barel. Sementara, harga gas alam secara bulanan menurun 1,74% ke US$ 2,64 per MMBTU.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Telkom (TLKM) Usai Rilis Kinerja Semester I-2023
“Ada antisipasi di semester II ini untuk harga komoditas LPG dan LNG juga diprediksi akan meningkat,” ujarnya.
Oleh karena itu, kinerja PGAS di semester II 2023 masih bisa positif, jika emiten bisa mencari cara untuk memaksimalkan permintaan, sehingga berhasil mendapat kontrak.
Ezaridho pun merekomendasikan buy on weakness untuk PGAS dengan target harga di kisaran Rp 1.435 – Rp 1.445 dan Rp 1.525 – Rp 1.535 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News