REKSADANA - JAKARTA. Sepanjang bulan Juni 2022, kinerja reksadana saham tercatat mengalami tekanan yang cukup berat. Hal ini terlihat dari kinerja rata-rata reksadana saham yang diukur menggunakan Infovesta 90 Equity Fund Index mengalami koreksi 5.09%.
Alhasil, pada paruh pertama tahun ini, kinerja reksadana saham pun flat, yakni 0,03%. Padahal, IHSG sepanjang Januari - Juni mampu naik hingga 5,02%.
Kendati begitu, beberapa reksadana saham masih berhasil catatkan kinerja yang optimal dengan mengungguli kedua indeks tersebut. Salah satunya adalah Panin Dana Ultima yang berhasil tumbuh 23,99% sepanjang semester I-2022.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Diperkirakan Membaik pada Kuartal III-2022
Memasuki paruh kedua tahun ini, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto melihat kinerja reksadana saham masih akan cenderung volatile seiring kondisi pasar saham yang masih kurang menentu.
Menurutnya, katalis positif yang bisa mengangkat kinerja reksadana saham adalah laporan kinerja keuangan emiten pada kuartal II-2022. Hal ini bisa memberi kepercayaan kepada para investor untuk kembali masuk ke pasar saham. Tapi, sentimen negatif berpotensi datang dari inflasi dan kebijakan suku bunga bank sentral.
Selama harga minyak dunia masih terus tetap tinggi, maka inflasi yang tinggi juga akan masih bertahan. Hal ini pada akhirnya akan membuat bank sentral masih akan melakukan kebijakan moneter yang agresif.
“Tapi di satu sisi, ini juga memicu terjadinya kemungkinan resesi di Amerika Serikat sehingga bisa saja membuat arah suku bunga berubah menjadi lebih tidak agresif seperti saat ini,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7).
Dengan kondisi saat ini, Rudiyanto bilang Panin AM lebih memilih untuk mengoptimalkan cash untuk menunggu momentum yang lebih baik untuk berinvestasi. Di tengah tekanan yang ada di pasar saham, ia bilang pihaknya juga akan aktif mencari saham yang valuasinya murah dan kinerja laporan keuangannya lebih baik dari ekspektasi.
Untuk kriteria sahamnya, Rudiyanto mengaku tidak menetapkan sektor tertentu. Ia menyebut, pemilihan akan lebih didasarkan pada laporan keuangan yang baik, terlepas apapun sektor dari emiten tersebut.
Baca Juga: Resesi, Reksadana Dollar AS Berbasis Obligasi Lebih Menarik
“Saat ini kami melihat perubahan perilaku investor yang lebih mengutamakan investasi berdasarkan fundamental,” imbuhnya.
Adapun, merujuk fund fact sheet, per akhir Mei 2022, 10 saham terbesar di Panin Dana Ultima adalah PT Adira Multifinance, PT Astra International, PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Pan Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bumi Resources, PT Delta Djakarta, PT Panin Financial, dan PT United Tractors.
Pada akhir tahun nanti, Rudiyanto memperkirakan IHSG masih berpeluang untuk bergerak ke area 7.500 - 8.000. Ia pun, mengharapkan imbal hasil Panin Dana Ultima bisa 2% lebih tinggi dari IHSG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News