KONTAN.CO.ID - Jakarta. Emiten saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja bagus hingga September 2025. Sayangnya, harga saham blue chip ini masih tertekan. Namun analis menilai kondisi ini adalah kesempatan bagus untuk mulai masuk investasi saham PTBA.
Emiten batubara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), kembali membuktikan ketangguhannya di tengah fluktuasi harga komoditas global. Hingga akhir kuartal III-2025, PTBA berhasil mencatatkan lonjakan produksi dan penjualan batubara, sekaligus memperkuat optimisme pasar terhadap prospek sahamnya di sisa tahun ini.
Berdasarkan laporan operasional terbaru, hingga September 2025, produksi batubara PTBA naik 9% secara tahunan (yoy) menjadi 35,90 juta ton, dari 32,97 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan pun ikut terkerek. Volume penjualan batubara tercatat 33,70 juta ton, tumbuh 8% yoy dibandingkan 31,28 juta ton di kuartal III-2024.
Sebanyak 56% penjualan diserap pasar domestik, sedangkan 44% sisanya dikirim ke pasar ekspor — menunjukkan strategi PTBA yang seimbang antara kebutuhan dalam negeri dan peluang global.
Peningkatan kinerja juga tercermin pada volume angkutan batubara yang menembus 30,02 juta ton, naik 8% dibandingkan tahun lalu (27,83 juta ton).
Manajemen PTBA menyebut, tren kenaikan indeks harga batubara (Indonesia Coal Index/ICI) sejak pertengahan kuartal III-2025 menjadi sinyal pemulihan positif bagi industri.
“Dengan momentum ini dan efisiensi berkelanjutan, PTBA optimistis kinerja solid dapat menahan tekanan akibat pelemahan harga batubara serta menopang pertumbuhan keuangan hingga akhir tahun,” tulis manajemen PTBA, Senin (20/10/2025).
Baca Juga: Pembayaran Dividen 4 Saham Cum Date Mulai Hari Ini (22/10), 2 Saham Layak Dilirik
Produksi Kuat, Tapi Margin Masih Bisa Tertekan
Menurut Muhammad Wafi, Analis dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), kenaikan produksi dan penjualan PTBA memang positif. Namun, penurunan harga jual rata-rata (ASP) masih menjadi tantangan terhadap laba bersih.
“Pendapatan PTBA mungkin tetap tumbuh, tapi margin laba bisa tergerus karena harga jual batubara sempat turun di awal tahun,” jelas Wafi (21/10/2025).
Dengan demikian, laporan keuangan kuartal III-2025 diperkirakan tidak akan mencatat lonjakan laba signifikan, meskipun kinerja operasionalnya solid.
Menatap kuartal IV-2025, permintaan domestik dari PT PLN (Persero) diprediksi meningkat seiring tingginya kebutuhan energi. Di sisi lain, pasar ekspor ke India dan Vietnam juga berpotensi mengerek volume penjualan lebih tinggi.
Namun, analis tetap mengingatkan adanya risiko fluktuasi harga dan tekanan logistik yang bisa membatasi pertumbuhan laba bersih di sisa tahun ini.
Tonton: Hore! Tiket Pesawat Turun 14% Saat Libur Nataru
Proyek DME: Arah Baru Bisnis PTBA
PTBA kini menatap masa depan lewat proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang dijadwalkan beroperasi pada 2026. Nantinya, PTBA akan menyuplai 5–6 juta ton batubara per tahun sebagai bahan baku proyek tersebut.
“Proyek DME berpotensi menjadi game changer jangka panjang bagi PTBA. Tapi di awal, margin bisa menurun karena investasi besar dan belum ada pendapatan langsung,” ujar Wafi.
Meski begitu, proyek ini diyakini akan memperkuat posisi PTBA di sektor energi terintegrasi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada ekspor batubara mentah.
Baca Juga: BYD Recall 115.000 Mobil Listrik di China, Apakah di Indonesia Juga Ada Penarikan?
Rekomendasi Saham PTBA: Murah, Dividen Tinggi, Potensi Cuan Menarik
Dari sisi valuasi, saham PTBA masih tergolong murah dengan Price to Earnings Ratio (PER) di level 6–7 kali dan dividend yield sekitar 10%.
“Fundamental PTBA kuat dan historis pembagian dividennya tinggi. Kami rekomendasikan buy dengan target harga di level Rp 3.400 per saham,” papar Wafi.
Dengan rasio keuangan yang solid dan prospek bisnis jangka panjang dari proyek DME, PTBA tetap menjadi salah satu saham batubara unggulan di 2025.
Pada perdagangan Rabu 22 Oktober 2025 jam 9.53 WIB, harga saham PTBA di level 2.310 turun 30 poin atau 1,28% dibandingkan saat pembukaan pasar. Harga saham PTBA sempat mencapai level terendah selama tiga tahun terakhir di level 2.170 pada 15 Oktober 2025.
Selanjutnya: Indonesia Bidik Investasi & Kerjasama Industri dari Innoprom 2026 Rusia
Menarik Dibaca: Memecore Melaju ke Top Gainers 24 Jam saat Pasar Kripto Rontok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News