Kinerja terkikis, simak ikhtisar keuangan Medco Energi (MEDC) hingga kuartal III-2020

Selasa, 01 Desember 2020 | 15:05 WIB   Reporter: Dimas Andi
Kinerja terkikis, simak ikhtisar keuangan Medco Energi (MEDC) hingga kuartal III-2020


LAPORAN KEUANGAN EMITEN -  JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) di sembilan bulan pertama tahun 2020 tak cukup mengesankan. Tekanan harga minyak dunia kembali mempengaruhi kinerja MEDC sepanjang tahun ini.

Tercatat, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya MEDC sebesar US$ 792,89 juta hingga kuartal III-2020. Jumlah ini merosot 18,27% (yoy) dibandingkan penjualan dan pendapatan usaha lainnya MEDC di kuartal III-2019 yang mencapai US$ 970,24 juta.

Mayoritas pendapatan MEDC per kuartal III-2020 masih berasal dari segmen penjualan minyak dan gas bumi sebesar US$ 678,35 juta. Kemudian diikuti oleh penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya sebesar US$ 111,93 juta serta pendapatan dari jasa sebesar US$ 2,60 juta.

Baca Juga: Dapat sentimen positif dari kenaikan harga, berikut rekomendasi saham emiten minyak

CEO Medco Energi Internasional Roberto Lorato menyampaikan, rendahnya harga energi akibat pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap operasi dan kinerja perusahaan. “Namun, di tengah masa sulit ini, MEDC telah menjalankan beberapa strategi yang sesuai di berbagai bidang,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (1/12).

Dia mencatat, tahun ini MEDC sukses melakukan eksplorasi di Natuna dan Ijen, menandatangani aliansi strategis dengan mitra yang kuat yakni Kansai Electric, memperkuat neraca melalui rights issue yang sukses dan mendapat dukungan penuh, serta melakukan penghematan biaya investasi dan sinergi melalui pembelian kembali dan pembayaran utang.

Menjelang akhir tahun 2020, harga komoditas mulai pulih sehingga anak usaha MEDC, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kembali memperoleh keuntungan dari produksi pertama fase 7 melalui kenaikan harga tembaga dan emas.

Berikut ini beberapa catatan mengenai ikhtisar keuangan MEDC hingga kuartal III-2020:

  1. Dalam 9 bulan pertama, permintaan energi dan harga komoditas dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Harga minyak tercatat sebesar US$ 39,5 per barel atau 37% di bawah level tahun 2019 sebesar US$ 62,5 per barel sedangkan harga gas sebesar US$ 5,1 per MMBTU atau 25% lebih rendah dari harga di tahun lalu sebesar US$ 6,9 per MMBTU. Harga minyak di kuartal III sebenarnya pulih ke level US$ 40,6 per barel atau naik 52% dari posisi di kuartal II yaitu US$ 26,8 per barel. Namun, harga gas terus turun di kuartal III menjadi US$ 4,6 per MMBTU dibandingkan posisi di kuartal II sebesar US$ 5,2 per MMBTU. Hal ini dikarenakan keterkaitan harga beberapa kontrak gas besar terhadap harga minyak di kuartal sebelumnya, Pada kuartal IV, harga minyak dan gas telah kembali ke arah positif.
  2. MEDC mengalami kerugian bersih sebesar US$ 130 juta dengan kondisi perdagangan yang sangat sulit, terutama di kuartal II yang mana perusahaan mengalami kerugian sebesar US$ 76 juta. Rugi bersih MEDC khusus kuartal III yaitu sebesar US$ 34 juta diakibatkan dry-hole pengeboran laut dalam di Meksiko, harga gas yang rendah mengikuti harga minyak di kuartal II dan permintaan listrik yang terus rendah di Medco Power. Sementara itu, AMNT melaporkan laba kuartal III sebesar US$ 21 juta yang merupakan laba per kuartal pertama sejak 2016 dengan produksi pertama dari fase 7 serta ditopang oleh harga tembaga dan emas yang lebih tinggi.
  3. EBITDA MEDC mencapai US$ 422 juta atau turun 5% (yoy), karena efisiensi biaya dan sinergi dari hasil penyelesaian integrasi Ophir Energy yang mengimbangi dampak permintaan energi yang rendah.
  4. Likuiditas tetap kuat dengan kas dan setara kas sebesar US$ 147 juta per 30 September 2020 atau naik dari US$ 596 juta pada akhir tahun 2019.
  5. Belanja modal MEDC sebesar US$ 194 juta yang mana sebesar US$ 147 juta digunakan untuk minyak dan gas yakni penyelesaian proyek Meliwis di Jawa Timur dan pengeboran eksplorasi yang sukses di Blok B Laut Natuna Selatan. Adapun dana sebesar US$ 47 juta digunakan untuk Medco Power, terutama untuk pembangunan PLTGU Riau dan pengeboran eksplorasi panas bumi di Ijen.
  6. Rights Issue berhasil diselesaikan MEDC pada September 2020 dengan tingkat oversubscribed mencapai 43% dan menghasilkan dana Rp 1,78 triliun atau US$ 120 juta dengan 98% pemegang saham turut berpartisipasi.
  7. Pada kuartal I-2020, MEDC melalukan penawaran tender atas US$ 400 juta 144A/Reg S Senior Notes dan melaksanakan opsi beli untuk sisa Notes di bulan Agustus.
  8. Utang bruto MEDC pada bulan September mencapai US$ 2,5 miliar atau turun 6% (yoy) sementara utang bersih turun 9% (yoy). MEDC akan mempertahankan target leverage sebesar 3 kali dan akan terus mengurangi utang di setiap kuartal dengan ekspektasi harga komoditas akan puliha dalam waktu dekat.
  9. Pada periode setelah pelaporan di November, MEDC membayar kembali US$ 170 juta obligasi rupiah dan membeli kembali US$ 6 juta dari US$ Notes.

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) melunasi kewajiban Rp 1,33 triliun lebih awal

Berikut ini ikhtisar operasional MEDC hingga kuartal III-2020:

  1. Produksi migas tercatat 100 MBOEPD atau sesuai acuan, meski tingkat permintaan gas masih jauh di bawah normal sebelum pandemi Covid-19.
  2. Biaya produksi per unit US$ 7,6 per BOE sesuai acuan, walau terdapat biaya tambahan untuk menjaga kelangsungan bisnis dan keselamatan pekerja selama pandemi Covid-19.
  3. Program pengeboran dua anjungan sumur di Kerisi, Laut Natuna Selatan, Block B PSC pada bulan Juli meningkatkan produksi minyak dan kemampuan pengiriman gas.
  4. Empat penemuan gas hasil komersial di Laut Natuna Selatan, Blok B PSC pada sumur-sumur Bronang-2, Kaci-2, West Belut-1, dan Terubuk-5. Penemuan ini akan dipercepat proses pengembangannya pada 2021-2022 bersamaan dengan pengembangan Hiu yang telah direncanakan sebelumnya.
  5. Medco Power menandatangani aliansi strategis dengan Kansai Electric Power Company untuk mengembangkan fasilitas IPP gas baru di Indonesia.
  6. Medco Power menghasilkan penjualan listrik sebesar 1.956 GWh. Pengeboran sumur eksplorasi di Blawan Ijen, Jawa Timur baru-baru ini berhasil menemukan reservoir panas bumi dan pengeboran sumur-sumur lanjutan sedang dilakukan untuk membuktikan kelayakan komersial dari pengembangan panas bumi di masa depan.
  7. Pembangunan PLTGU Riau 275 saat ini telah mencapai 91%, sementara pembangunan fasilitas panel surya 26 MWp di Sumbawa telah dimulai.
  8. Pengembangan fase 7 di AMNT mulai mengakses bijih produktif dengan peningkatan produksi mulai bulan April 2020. Pada 2020, AMNT menghasilkan 192 Mlbs tembaga dan 73 Koz emas dari penambangan dan pemrosesan stockpiles.

Manajemen MEDC juga menyebut, berdasarkan penurunan permintaan energi jangka pendek, maka panduan 2020 direvisi sebagai berikut:

  • Produksi minyak dan gas sebesar 100—105 MBOEPD
  • Biaya produksi minyak dan gas di bawah US$ 10 per BOE
  • Total belanja modal atau capex di bawah US$ 240 juta
  • Penjualan daya ketenagalistrikan sebesar 2.600 GWh

 

Selanjutnya: Harga minyak terkoreksi, kinerja Medco Energi (MEDC) turun di semester I 2020

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru