KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) segera melaporkan hasil kinerja pada triwulan ketiga 2025. Saham blue chip emas ini jangan sampai dilewatkan. Pasalnya, kinerja perusahaan diprediksi moncer.
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di pasar modal. Saham blue chip biasanya berasal dari perusahaan dengan kinerja fundamental bagus dan memiliki nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Beberapa emiten keping biru alias blue chip sudah mulai merilis kinerja keuangan hingga kuartal III-2025.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi emiten blue chip pertama yang merilis kinerja keuangan. Hasilnya, laba bersih sebesar Rp 43,4 triliun selama Januari–September 2025.
Raihan tersebut meningkat 5,7% secara tahunan atau Year on Year (YoY). Penyokong kenaikan laba BBCA berasal dari pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 63,9 triliun dan pendapatan non bunga Rp 21,4 triliun.
Baca Juga: Pasar Saham BEI Diprediksi Merah Lagi, Cermati 6 Saham Agar Cuan Hari Ini (23/10)
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugoro menilai kinerja para emiten untuk kuartal III-2025 ini tidak terlalu cerita, karena selama periode Juli–September 2025 tidak ada kegiatan yang luar biasa seperti lebaran.
“Kalau stagnan itu lebih bagus daripada mengalami penurunan. Sebaiknya ditunggu saja dari sektor perbankan. Mudah-mudahan bisa stabil kinerjanya pada September,” jelasnya dalam paparan, Senin (20/10/2025).
Adityo mencermati ada beberapa sektor yang bisa mencetak pertumbuhan positif per kuartal III-2025 ini. Yakni, emiten yang bergelut di sektor komoditas emas. Ini sehubungan dengan kenaikan harga emas yang signifikan.
Dia mencermati lonjakan harga emas ini sudah tercemin dari pertumbuhan kinerja, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Minerals Resources Tbk (BRMS) selama dua tahun terakhir.
Tonton: Mitsubishi Destinator Si Gagah Penakluk Segala Medan
Sama seperti BBCA, saham ANTM juga merupakan anggota indeks LQ45.
Sebagai gambaran, ANTM berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 59,01 triliun per Juni 2025. Raihan ini melonjak 154,51% secara tahunan dari Rp 23,18 triliun per Juni 2024.
Alhasil, dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ANTM mencapai Rp 4,69 triliun di semester I-2025. Ini melambung 202,88% YoY dari Rp 1,55 triliun.
“Harga emas melambung, kalau produk tinggi bisa mendorong kinerja emiten emas. Jadi investor bisa menantikan laporan keuangan dari emiten komoditas emas,” ucap Adityo.
Nurwachdiah, Research Analyst Phintraco Sekuritas menambahkan saham pilihan Phintraco Sekuritas untuk emiten emas jatuh pada perusahaan yang terdiversifikasi seperti ANTM dan MDKA.
Selanjutnya: Trump Optimistis Capai Kesepakatan Dagang dan Isu Nuklir dengan China
Menarik Dibaca: Infinix Hot 50 Pro Jamin Kesehatan Baterai Hingga 80% Setelah 4 Tahun Penggunaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News