Lonjakan Laba Emiten Batubara Kembali Normal di Tahun Depan, Ini Prospek Sahamnya

Kamis, 03 November 2022 | 06:20 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Lonjakan Laba Emiten Batubara Kembali Normal di Tahun Depan, Ini Prospek Sahamnya


KINERJA EMITEN - JAKARTA. Sejumlah emiten tambang batubara mencetak kenaikan laba bersih hingga ratusan persen. Beberapa emiten yang meraup pertumbuhan laba ratusan persen hingga kuartal ketiga antara lain PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Bayan Energy Tbk (BYAN).

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menilai, kinerja keuangan emiten sektor tambang batubara diperkirakan masih akan moncer hingga akhir 2022. Kenaikan harga rata-rata komoditas sepanjang tahun ini menjadi kontributor peningkatan pendapatan emiten di sektor ini. Ditambah, belum ada tanda-tanda berakhirnya perang antara Rusia-Ukraina serta kebutuhan komoditas energi, khususnya batubara menjelang musim dingin menjadi sentimen penopang harga batubara.

Namun, pertumbuhan kinerja emiten sektor komoditas tahun depan juga diperkirakan mulai kembali normal dan tidak akan sesignifikan tahun 2021 dan 2022. Proyeksi ini menimbang akselerasi harga komoditas yang mulai menurun. Sentimen kekhawatiran perlambatan bahkan resesi ekonomi pun memicu penurunan pada harga komoditas sekaligus membuat harga rata-rata komoditas tambang di tahun 2023 berpotensi tertekan.

Baca Juga: Melihat Prospek Emiten Batubara Pasca Bukukan Kenaikan Laba Hingga Ratusan Persen

Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memperkirakan, harga batubara akan tetap tinggi, didorong oleh larangan ekspor batubara Rusia dan adanya permintaan yang lebih tinggi selama musim dingin.

Di sisi lain, kesenjangan harga antara Indonesian Coal Index  (ICI) dan harga batubara Newcastle tampak semakin melebar. Salah satu penyebabnya adalah harga batubara Rusia yang lebih murah. Batubara Rusia ini membanjiri pasar China dan India.

“Meskipun ekspor Rusia ke China dan India meningkat, kami meyakini Rusia telah mencapai kapasitas distribusi maksimumnya karena keterbatasan kapasitas transportasi ke Asia,” terang Andreas kepada Kontan.co.id, Rabu (2/11).

Baca Juga: Laba Bersih Sejumlah Emiten LQ45 Naik Ratusan Persen, Intip Rekomendasi Saham Berikut

Sehingga, Rusia masih belum dapat mengganti kembali semua penjualannya yang hilang akibat larangan ekspor Uni Eropa. Maka, cukup masuk akal bagi Rusia untuk meredakan perang harga. Jarak antara ICI dengan Newcastle masih bisa menyempit.

Dus, Andreas menaikkan asumsi harga batubara Newcastle menjadi US$ 350 per ton untuk tahun ini dan US$ 250 per ton untuk tahun depan.

Ini bermuara pada revisi naik proyeksi laba emiten. Andreas mendongkrak asumsi laba bersih ADRO sebesar 42% untuk 2022 dan 77% untuk tahun depan. Sehingga, ADRO diproyeksi membukukan laba bersih sebesar US$ 2,43 miliar tahun ini dan US$ 1,85 miliar di 2023.

Andreas merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga Rp 5.000 per saham. Andreas juga merekomendasikan beli saham HRUM dengan target harga Rp 3.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru