Mantap, pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) melonjak 100% di tahun 2020

Minggu, 21 Februari 2021 | 15:00 WIB   Reporter: Kenia Intan
Mantap, pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) melonjak 100% di tahun 2020


EMITEN -  JAKARTA. Kinerja mengesankan dicatatkan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) di tahun 2020. Buktinya, perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan ini mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 563,89 miliar hingga akhir tahun lalu.

Realisasi tersebut melesat 100,14% secara tahunan yoy dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 281,75 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kontribusi segmen Produk Diagnostic in Vitro berkontribusi paling besar terhadap pendapatan IRRA, yang nilainya mencapai Rp 410,80 miliar. 

Segmen tersebut juga mengalami pertumbuhan paling signifikan dibanding segmen lain, mencapai 183,37% yoy dari sebelumnya Rp 144,97 miliar. 

Sementara itu, segmen alat kesehatan berkontribusi hingga Rp 147,77 miliar sepanjang tahun 2020. Jumlah ini meningkat 24,81% yoy dibanding tahun sebelumnya Rp 118,40 miliar. Sementara itu, segmen lain-lain berkontribusi paling mini Rp 5,311 miliar atau turun 71,10% yoy. 

Adapun pihak Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyerap penjualan IRRA terbesar hingga Rp 159,42 miliar. 

Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) lirik peluang pengadaan alat tes swab antigen pemerintah

Setelahnya disusul PT Indofarma Global Medika yang mancapai Rp 76 miliar. Ada juga Badan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Nasional  yang menyerap penjualan IRRA sebesar Rp 58,36 miliar. 

Pendapatan yang meningkat drastis sepanjang tahun 2020 membuat laba setelah pajak IRRA terkerek hingga 82,27% yoy menjadi Rp 60,52 miliar dari Rp 33,21 di tahun 2019. 

Asal tahu saja, di tahun 2020 IRRA memiliki aset hingga Rp 535,27 miliar meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 325,43 miliar. Untuk liabilitasnya, IRRA mencatatkan kenaikan drastis 224,54% menjadi Rp 292,94 miliar. Sementara ekuitasnya naik 3,05% menjadi Rp 242,33 miliar. 

Mengutip keterbukaan informasi, Jumat (19/2), penyebab kenaikan nilai asset per 31 Desember 2020 karena penjualan yang nilainya besar pada akhir tahun. Sehingga, nilai piutang dagang menjadi besar karena belum jatuh tempo. Sementara, kenaikan liabilitas juga dikarenakan pembelian produk yang besar di akhir tahun. 

"Sehingga nilai utang dagang menjadi besar karena belum jatuh tempo," kata Direktur IRRA Pratoto Satno Raharajo, Jumat (19/2). 

 

Selanjutnya: Anggaran kesehatan PEN naik, ini strategi yang disiapkan Itama Ranoraya (IRRA)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru