Minim sentimen, Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq kompak melemah

Kamis, 10 Juni 2021 | 08:00 WIB Sumber: Reuters
Minim sentimen, Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq kompak melemah


WALL STREET -  NEW YORK. Wall Street mengakhiri sesi perdagangan kali ini dengan loyo. Tiga indeks utama membalikkan keuntungan yang sebelumnya terlihat di awal sesi dan ditutup melemah tanpa adanya katalis pasar yang jelas. 

Rabu (9/6), Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,44% menjadi 34.447,14, indeks S&P 500 koreksi 0,18% ke level 4.219,55 dan indeks Nasdaq Composite melemah tipis 0,09% ke 13.911,75.

Di antara 11 sektor utama pada indeks S&P 500, sektor kesehatan naik paling banyak.

Pada perdagangan kali ini, investor cenderung bertindak wait and see sambil menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) yang nantinya akan menjadi petunjuk kapan Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneternya. 

Sementara itu, yield US Treasury yang turun di bawah 1,5% untuk pertama kalinya sejak Mei, membebani saham sektor keuangan yang sensitif terhadap bunga.

Di sisi lain, kegilaan "saham meme" yang dilakukan investor ritel pun terus berlanjut.

"Ada masa tenang dalam hal berita," kata Chuck Carlson, Chief Executive Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. "Kami melalui periode pendapatan dan orang-orang menunggu angka inflasi besok, jadi Anda memiliki pergerakan campuran di mana rata-rata pelaku pasar tidak melakukan banyak hal."

Saham meme yang pergerakannya didorong oleh media sosial memperpanjang reli, dengan Aethlon Medical melonjak 388,2% pada perdagangan sesi ini.

Baca Juga: Wall Street menguat tipis, fokus pasar masih ada di data inflasi esok

Obrolan Reddit juga membantu mengangkat saham operator penjara GEO Group dan World Wrestling Entertainment, masing-masing melejit 38,4% dan 10,9%.

Namun, saham meme lainnya seperti Clover Health, AMC Entertainment dan Bed Bath & Beyond ditutup melemah.

Menurut Vanda Research, volume perdagangan investor ritel telah kembali ke puncaknya sejak terakhir kali terlihat pada bulan Januari. Kini forum di media sosial berebut untuk mengidentifikasi GameStop Corp berikutnya. Seperti diketahui, GameStop menjadi saham yang memulai fenomena tersebut.

"Rasanya seperti pasar saham alternatif. Ini indikasi spekulasi. Anda bisa sukses jika Anda masuk pada saat yang tepat tetapi sangat sulit untuk bermain dengan sukses dari waktu ke waktu," tambah Carlson.

"Saya tidak berpikir Anda harus membaca terlalu banyak tentang pasar yang lebih luas," lanjut dia.

GameStop menunjuk Matt Furlong sebagai CEO barunya menjelang laporan pendapatannya, yang menunjukkan kerugian kuartalan sebesar US$ 1,01 per saham. Sahamnya turun lebih dari 4% dalam perdagangan setelah jam kerja.

Beberapa sentimen lainnya yang jadi penggerak pasar datang dari kebijakan Presiden AS Joe Biden yang mengubah arah dalam negosiasi untuk mencapai kesepakatan bipartisan tentang pengeluaran infrastruktur setelah pembicaraan empat mata dengan Senator Shelley Capito gagal.

Saham industri, yang diuntungkan dari kesepakatan infrastruktur, turun 1%.

Sementara itu, anggota parlemen meloloskan RUU yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan Negeri Paman Sam untuk bersaing dengan teknologi China, menyediakan dana untuk penelitian dan produksi semikonduktor di tengah kekeringan pasokan chip yang sedang berlangsung. RUU itu sekarang menuju ke Dewan Perwakilan Rakyat.

Meski begitu, indeks Philadelphia SE Semiconductor tergelincir 0,4%.

Laporan indeks harga konsumen yang dikeluarkan Departemen Tenaga Kerja pada hari ini akan memberikan pandangan lain tentang inflasi di tengah ketidakseimbangan pemulihan antara permintaan dan penawaran. 

Baca Juga: Warren Buffett benamkan investasi Rp 7,15 triliun di bank digital Brasil

Ini akan menjadi pegangan investor untuk menentukan apakah tekanan inflasi, seperti yang ditegaskan The Fed, bersifat sementara.

Pada sesi kali ini, saham Campbell Soup Co meleset dari ekspektasi laba kuartalan dan memangkas perkiraan pendapatan setahun penuh, mengirim sahamnya turun 6,5%.

Sedangkan, saham Pfizer Inc berhasil naik 2,5% setelah pemerintahan AS mengumumkan rencana untuk menyumbangkan 500 juta dosis Covid-19 ke sekitar 100 negara selama dua tahun ke depan, menurut laporan Washington Post.

Produsen obat Merck & Co juga melesat 2,3% setelah pengumumannya bahwa pemerintahan Biden telah setuju untuk membeli sekitar 1,7 juta kursus pengobatan eksperimental Covid-19 perusahaan, molnupiravir, seharga sekitar US$ 1,2 miliar, jika obat tersebut memenuhi persetujuan peraturan.

 

Selanjutnya: Vietnam berencana tunda SEA Games hingga tahun depan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru