REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah resmi menerima Peraturan Pemerintah tentang Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,9 triliun. Dana hasil rights issue akan dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek di luar skema penjaminan pemerintah dan pembayaran utang.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Joshua Michael dalam risetnya menuliskan, WSKT saat ini sedang dalam proses pendaftaran ke-3 ke OJK dan diharapkan dapat menerima pernyataan efektif dari OJK dalam minggu ini. Selanjutnya, WSKT juga akan mengumumkan harga pelaksanaan & timeline rights issue.
"Saat ini WSKT mengajukan PMN lagi senilai Rp 3 triliun pada 2022. Selain PMN, WSKT akan melakukan rights issue lagi di tahun yang sama," tulisnya, Kamis (16/12).
Selain itu, baru-baru ini WSKT telah menandatangani penawaran tidak mengikat dengan Otoritas Investasi Indonesia (INA). Dia melihat pembahasan saat ini dipusatkan pada rincian perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).
Baca Juga: Harga batubara diproyeksi melandai tahun depan, simak rekomendasi saham berikut
Di antara semua kontraktor BUMN di bawah cakupan Mirae Asset, WSKT adalah penerima manfaat utama dari investasi INA di jalan tol. WSKT menargetkan divestasi jalan tol bisa terealisasi pada kuartal II 2022.
Pembaruan di WSBP
Joshua menyampaikan, restrukturisasi WSBP ditargetkan selesai pada kuartal I 2022. Mengenai permohonan PKPU yang diajukan oleh vendornya, WSBP bertujuan untuk mencapai penyelesaian damai dengan vendornya dalam jangka waktu paling lama 45 hari (yaitu PKPU sementara) untuk menghindari perpanjangan PKPU permanen.
Untuk menciptakan efisiensi operasional, WSBP juga akan melakukan divestasi 3 pabriknya di Klaten, Cibitung dan Karawang, dengan total perolehan sekitar Rp709 miliar. Hasil divestasi dapat digunakan untuk pembayaran utang.
Dalam waktu dekat hingga menengah, Joshua menilai profil kontrak baru WSBP harus mencerminkan induknya. 70%-80% dari kontrak baru 2022 harus bersumber dari proyek-proyek WSKT.
Pada sembilan bulan tahun ini, kontrak baru mencapai Rp1,1 triliun, mencapai 44% dari target 2021 sebesar Rp2,5 triliun dibandingkan perkiraan Mirae Asset sebesar Rp1,5 triliun. WSBP menargetkan kontrak baru Rp3 - Rp3,5 triliun di 2022 dibandingkan perkiraannya Rp2 triliun.
Baca Juga: Diguyur Banyak Sentimen, Simak Saham Pilihan di Sektor Tambang Batubara
Mirae Asset melihat, jalur WSKT menuju pemulihan tetap pada jalurnya. "Kami mengharapkan pengurangan kerugian bersih yang signifikan di 2022. Setelah overhang rights issue-nya selesai, harga sahamnya seharusnya bisa lepas landas," imbuhnya.
Karenanya, Mirae Asset mempertahankan rating beli di WSKT dengan target harga yang tidak berubah sebesar Rp1.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News