Mobilitas Masyarakat Meningkat, Simak Rekomendasi Saham PWON Berikut Ini

Rabu, 01 Maret 2023 | 07:15 WIB   Reporter: Akmalal Hamdhi
Mobilitas Masyarakat Meningkat, Simak Rekomendasi Saham PWON Berikut Ini


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan ditopang segmen pendapatan berulang (recurring income) seperti mal dan hotel di tahun ini. Kembali normalnya aktivitas masyarakat bakal mendorong tingkat kunjungan lebih baik lagi.

Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengatakan bahwa dibukanya pembatasan aktivitas sosial akan berdampak positif bagi tingkat kunjungan pusat perbelanjaan. Kondisi ini akan memberikan Pakuwon Jati kekuatan tawar-menawar untuk menaikkan biaya penyewaan dan biaya layanan.

Sekitar 20% dari total net leasable area (NLA) atau luas ritel yang disewa milik PWON akan berakhir pada tahun 2023. Dari situ, Ciptadana Sekuritas mengharapkan kenaikan biaya sewa sebesar 20% untuk penyewaan baru.

“Pariwisata di masa depan, serta lebih banyak aktivitas bisnis offline juga akan mendorong tingkat hunian bisnis perhotelan yang lebih tinggi, misalnya untuk  ruang hotel, restoran, ballroom, dan pusat bisnis,” ujar Yasmin dalam riset 12 Januari 2023.

Baca Juga: Astra International (ASII) Bakal Bagikan Dividen Jumbo, Cermati Rekomendasi Analis

Yasmin melihat Pakuwon Jati berada di posisi yang kuat sebagai operator mal dan pemilik hotel. Pendapatan berulang PWON saat ini memiliki risiko konstruksi yang kecil karena semua mal dan hotel, sudah beroperasi, kecuali proyek di Bekasi.

Di tahun lalu, pendapatan sewa Pakuwon Jati melambung 2,14% lebih tinggi dibandingkan level sebelum covid.  Pemulihan terlihat pada meningkatnya lalu lintas pengunjung mal dan tingkat hunian yang lebih baik dari bisnis perhotelan.

Melalui proyek-proyek berkualitas tinggi, PWON mencapai posisi kuat sebagai pemilik mal terkemuka dan operator dari 5 pusat perbelanjaan di Surabaya, 2 mal di Jawa Tengah dan 3 pusat perbelanjaan di Jakarta dengan total Net Leasing Area (NLA) 773rb m2. Selain itu, PWON juga memiliki 6 menara perkantoran di Jakarta dan Surabaya dengan total 161.000 sqm NLA, serta 8 hotel di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta, dengan total 2.116 kamar.

Yasmin memproyeksikan pendapatan berulang PWON bisa tumbuh 20% year on year (YoY) menjadi Rp 3,88 triliun pada 2023. Pemulihan kegiatan sosial akan meningkatkan sentimen positif bagi PWON karena perusahaan tersebut mewakili proporsi pendapatan berulang tertinggi terhadap penjualan properti di antara rekan-rekannya yang mencapai 66% hingga kuartal III-2022.

Terlebih, PWON telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2,4 triliun dengan sekitar Rp 1,5 triliun untuk akuisisi tanah. Dengan portofolio yang tersebar di Jakarta, Jabodetabek dan Jawa Timur.

Pakuwon Jati berencana berekspansi ke Batam, Jawa Tengah dan Bali. 

Yasmin berujar, pembayaran angsuran untuk tanah di Batam saat ini sedang dalam proses negosiasi, sementara untuk wilayah lainnya masih berlangsung.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengungkapkan bahwa PWON tengah berekspansi untuk membangun mal dan hotel di tahun ini. Emiten properti ini akan berekspansi ke Jawa Tengah dan Batam untuk mendirikan mal, sementara pembangunan hotel membidik daerah Bali.

Selain itu, PWON berencana untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) dengan pembangunan properti yang sesuai dengan expertise Pakuwon Jati yakni pada proyek Mixed-Used Development (high-rise).

Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham PTPP, Simak Ulasannya

“Kinerja PWON akan ditopang segmen pendapatan berulang dari mal dan hotel karena meningkatnya aktivitas, serta belanja masyarakat,” kata Jono saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/2).

Sementara, Jono menilai penjualan properti PWON berpotensi melambat karena berkaitan dengan permintaan properti menjelang tahun politik. Di tahun ini, PWON menargetkan pendapatan pra penjualan alias marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun, naik tipis dari realisasi marketing sales tahun lalu yang sebesar Rp 1,5 triliun.

Kendati demikian, target marketing sales PWON di tahun ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan target marketing sales tahun lalu. PWON membidik marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun pada 2023 atau turun 11,1% dari target 2022 sebesar Rp 1,8 triliun.

Menurut Yasmin, target tersebut di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dan resesi di tahun ini. PWON mengharapkan untuk menghasilkan penjualan properti dari 50% proyek bertingkat tinggi (high rise) dan 50% dari segmen proyek hunian (landed residential).

 

 

Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya turut melihat adanya perlambatan pada penjualan properti di tahun ini. Meski tetap ada potensi pertumbuhan penjualan, namun penjualan dinilai relatif terbatas karena sentimen suku bunga dan pemulihan ekonomi Indonesia masih bertahap.

Selain itu, sentimen pemilu bakal menahan belanja properti di tahun ini. Cheril mengamati, secara historical penjualan properti turun hingga 20% di tahun politik karena investor properti bersikap wait and see terhadap calon pemimpin baru dan bagaimana arah kebijakan ke depannya.

Memang dengan porsi pendapatan berulang yang relatif besar dan sudah dihapuskannya PPKM bakal menjadi sentimen positif bagi emiten pengelola Mal Gandaria City dan Kota Kasablanka ini. Hanya saja, di satu sisi belum ada tanda-tanda pemerintah akan memberikan subsidi Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah alias PPN DTP untuk tahun 2023.

“Apalagi tren suku bunga masih akan meningkat, jadi kemungkinan bisa menekan penjualan PWON,” imbuh Cheril kepada Kontan.co.id, Selasa (28/2).

Cheril merekomendasikan hold untuk PWON dengan target harga di Rp 476 per saham. Sedangkan, Jono menyarankan buy untuk PWON dengan target terdekat di Rp 520 per saham.

Adapun Yasmin menyarankan buy saham PWON dengan target harga lebih rendah di Rp 610 per saham. Di tahun lalu, Ciptadana Sekuritas memasang target harga untuk PWON di Rp 670 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru