Nilai rights issue 2021 diprediksi bakal pecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah

Jumat, 17 September 2021 | 06:10 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
Nilai rights issue 2021 diprediksi bakal pecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah


EMITEN -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai tak menghentikan niat perusahaan mencari pendanaan melalui pasar modal. Aksi korporasi rights issue tahun ini bahkan berpotensi mencetak rekor nilai terbesar sepanjang sejarah bursa domestik.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyebut, bursa setidaknya telah mengantongi lebih dari 40 pipeline rights issue. "Sampai dengan 14 September, total realisasi pendanaan melalui rights issue mencapai Rp 149,27 triliun," ujar Nyoman belum lama ini.

Nilai tersebut dengan asumsi rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sudah dilaksanakan seluruhnya. Emiten bank pelat merah ini mengincar dana segar Rp 95,9 triliun melalui aksi korporasi tersebut.

Nilai rights issue yang dicatat BEI berpotensi bertambah. Sebab, masih ada 43 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue dengan estimasi penggalangan dana Rp 23,24 triliun.

Baca Juga: Level PPKM turun, Panorama Sentrawisata (PANR) yakin pariwisata akan pulih cepat

Jika terealisasi sepenuhnya tahun ini, maka nilai rights issue 2021 jauh melampaui nilai tahun lalu yang hanya Rp 17,29 triliun. Nilai rights issue tahun ini juga bisa dipastikan menjadi yang terbesar setidaknya sejak medio 2013.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai rights issue sepanjang 2013 hanya sebesar Rp 40,81 triliun. Kemudian, nilai pada tahun berikutnya sedikit menurun, Rp 39,36 triliun.

Pada 2015, nilai rights issue kembali meningkat menjadi Rp 42,09 triliun. Nilai pada 2016 bahkan mencapai Rp 67,12 triliun.

Pada 2017, nilai rights issue menapai Rp 74,92 triliun. Ini merupakan akhir tren kenaikan nilai rights issue sejak 2013. Sebab, pada 2018, nilainya kembali turun menjadi Rp 45,25 triliun. Sedang pada 2019, nilai rights issue sebesar Rp 29,33 triliun

Selanjutnya: Bina Buana Raya (BBRM) menjual saham treasury ke Puribuana Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru