Pekan lalu menguat 0,98%, IHSG berpeluang mendaki lagi pekan depan

Minggu, 18 Oktober 2020 | 19:55 WIB   Reporter: Kenia Intan
Pekan lalu menguat 0,98%, IHSG berpeluang mendaki lagi pekan depan

ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,03% ke level 5.103,41 pada Jumat (16/10). Selama sepekan IHSG naik 0,98%.


PROYEKSI IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,03% ke level 5.103,41 pada Jumat (16/10). Namun selama sepekan (12 -16 Oktober 2020) IHSG menguat 0,98%.

Untuk pekan depan (19-23 Oktober 2020), Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan IHSG masih melanjutkan penguatan tetapi terbatas.

"Support IHSG berada di level 5.067 sampai 5.001 dan resistance di level 5.182 sampai 5.200,"  jelas Hans Kwee dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Minggu (18/10).

Investor disarankan waspada apabila IHSG menguat. Akan tetapi jika cenderung terkoreksi, investor bisa buy on weakness.

Baca Juga: IHSG berpotensi menguat pekan depan, simak sentimen pendorongnya

Dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Hans Kwee memaparkan sentimen-sentimen global yang cenderung mengerek pergerakan IHSG pekan depan. Misalnya, manajemen Pfizer Inc yang mengajukan izin vaksin Covid-19 ke otoritas Amerika Serikat (AS) pada awal bulan November 2020.

Vaksin Pfizer adalah hasil pengembangan bersama BioNTech di Jerman. Di tengah terus bertumbuhnya kasus Covid-19, perkembangan perizinan ini menjadi sentimen pengerek di akhir pekan bagi bursa Eropa dan Amerika

Pelaku pasar juga menantikan stimulus fiskal di AS. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah berbicara kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa Presiden Donald Trump akan mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah bantuan pada paket stimulus fiskal US$ 1,8 triliun seperti yang diusulkan sebelumnya.

" Ada harapan terjadi kesepakatan paket stimulus fiskal untuk mendorong ekonomi AS keluar dari resesi," jelas Hans Kwee seperti yang tertulis dalam risetnya.

Asal tahu saja, sebelumnya Presiden AS itu sempat meminta kongres untuk mengesahkan RUU bantuan Covid -19 dengan dikurangi dana sisa dari program kredit UKM yang kedaluarsa. Adapun juru bicara Gedung Putih mengatakan, anggota Senat dari Partai Republik akan mengikuti apa yang diinginkan Trump.

Sementara itu, pemilihan presiden Amerika Serikat turut menjadi sentimen pendorong lainnya. Ada harapan kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden  memenangkan pemilihan presiden pada 3 November 2020 mendatang. Beberapa jajak pendapat menempatkan Biden memimpin atas kandidat dari Partai Republik Donald Trump.

"Kemenangan ini akan mendorong paket stimulus ekonomi yang lebih besar dan mengurangi potensi perang dagang dengan China," jelas Hans Kwee.

Di sisi lain, pajak perusahaan di AS juga diperkirakan akan naik. Hal ini memicu pelemahan US dolar sehingga akan berdampak positif bagi emerging market termasuk Indonesia.

Baca Juga: Investor asing obral saham-saham ini saat IHSG turun, Jumat (16/10)

Selain itu, bursa global mulai memasuki periode laporan keuangan emiten kuartal III. Adapun pelonggaran lockdown yang terjadi  mendorong banyak emiten membukukan kinerja yang baik.

Hal serupa diperkirakan akan dialami  oleh emiten-emiten di pasar domestik. Kinerjanya akan bertumbuh terdorong upaya otoritas pasar modal dan pemerintah. Diperkirakan, kinerja emiten di kuartal III 2020 akan lebih baik dibanding kuartal II 2020 dan kuartal ke I 2020.

IHSG juga dipengaruhi komentar positif Bank Dunia tentang Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Di tengah beragam sentimen yang mengerek bursa, Hans Kwee mengamati masih ada sentimen pemberat dari global masih membayangi. Di antaranya, kekhawatiran gelombang kedua virus Covid-19 karena jumlah infeksi melonjak di beberapa wilayah Eropa.

Sentimen negatif lainnya, proses pencarian obat dan vaksin Covid 19 yang tidak mudah dan  butuh waktu lama. Hal ini tercermin dari regulator AS yang menghentikan uji coba tahap akhir ACTIV-3, sebuah pengobatan untuk pembentukan antibodi virus Covid-19. Penundaan itu dilakukan dengan alasan keamanan.

Sebelumnya, Johnson & Johnson telah mengumumkan menghentikan sementara uji coba tahap akhir kandidat vaksin virus Covid-19. Penghentian itu dilakukan karena ada laporan timbulnya efek samping yang belum bisa dijelaskan secara medis.

 

Selanjutnya: Kasus corona masih tinggi, begini efeknya ke IHSG hingga akhir Oktober 2020

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat
Terbaru