EMITEN - JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) berencana akan melakukan akuisisi PT Kemilau Mulia Sakti (KMS) dengan total transaksi senilai US$ 90,5 juta.
Sebagai informasi, KMS tercatat sebagai pemilik saham 99% saham di PT Cristian Eka Pratama (CEP), yang bergerak di bidang operasi penambangan batubara dan pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP-OP). Wilayah operasi CEP sendiri berada di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Direktur Petrosea, Ruddy Santoso menjelaskan rencana akuisisi lahan KMS akan dilakukan dengan total lahan sebesar 4.776 hektare.
“Dengan rencana akuisisi ini, Petrosea menargetkan target produksi di tahun 2023 mencapai 500.000 ton,” ujar Ruddy dalam paparan Public Expose, Senin (15/5).
Baca Juga: Petrosea Tbk (PTRO) Ambil Alih Saham IGP dan KMS
Untuk selanjutnya, di tahun 2024 PTRO menargetkan produksi batubara bisa mencapai 1 juta ton dan di tahun berikutnya atau di tahun 2025 ditargetkan mencapai 5 juta ton produksi batubara.
Tak hanya menargetkan peningkatan produksi, PTRO juga berharap EBITDA di tahun 2023 bisa mencapai US$ 10 juta sampai US$ 15 juta melalui aksi akuisisi tersebut.
“Ke depannya juga kami targetkan EBITDA bisa menyentuh di atas US$ 20 juta,” tuturnya.
Untuk mendukung pengembangan bisnis secara organik, Petrosea mengalokasikan dana belanja modal atau capex sebesar US$ 80 juta di tahun 2023. Penggunaan capex ini di luar dari capex yang dibutuhkan untuk pengembangan akuisisi lahan tambang batubara di tahun 2023.
Direktur Utama PTRO, Romi Novan Indrawan menambahkan untuk menjalankan bisnis sesuai target yang diinginkan, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis diantaranya melakukan diversifikasi dan fokus ke mineral prospektif maupun geografi dengan model bisnis dan model pengiriman yang disempurnakan.
Petrosea berupaya untuk menjaga pertumbuhan bisnis organik dengan meningkatkan perolehan kontrak baru di tahun 2023. Sayangnya, ia belum bisa menyampaikan berapa raihan kontrak baru lantaran masih mengikuti proses tender dari beberapa proyek. Namun, di tahun 2022 PTRO telah mengantongi kontrak baru sebesar US$ 1,7 miliar.
Dengan upaya dan rencana bisnis yang disiapkan, PTRO pun membidik pendapatan di tahun ini bisa tumbuh 39% dari raihan tahun 2022 sekitar US$ 476,3 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News