EMITEN - JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalami tekanan sepanjang tahun 2020. Emiten pelat merah ini membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 264,77 juta. Realisasi ini berbanding terbalik dari bottomline PGAS pada 2019 yang membukukan laba bersih US$ 67,58 juta.
Penurunan laba bersih ini seiring dengan penurunan pendapatan emiten yang juga dikenal dengan nama PGN ini. PGAS membukukan pendapatan senilai US$ 2,88 miliar, menurun 25,02% dari realisasi pendapatan tahun 2019 yang mencapai US$ 3,85 miliar.
Secara rinci, pendapatan PGAS didominasi oleh segmen niaga gas, baik dari pihak berelasi maupun pihak ketiga, masing-masing US$ 799,34 juta dan US$ 1,5 miliar.
Baca Juga: Imago Mulia Persada (LFLO) ekspansi offline dan online tahun ini
Adapun pendapatan niaga gas bumi terdiri dari niaga gas kepada segmen industri dan komersial senilai US$ 2,28 miliar (-23,% yoy), rumah tangga senilai US$ 14,35 juta (+55,18% yoy) dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) senilai US$ 2,64 juta (-15,56%).
Sementara pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian adalah pendapatan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan entitas anaknya (pihak berelasi), sebesar US$ 782,88 juta.
PGAS mencatatkan penurunan sejumlah lini biaya sepanjang 2020. Beban pokok pendapatan menurun 12,20%, dari semula US$ 2,26 miliar menjadi US$ 2,30 miliar. Beban niaga dan infrastruktur menurun 19,85% secara yoy menjadi US$ 351,93 juta. Beban umum dan administrasi juga menurun 34,55% menjadi US$ 176,57 juta.
Hanya saja, PGAS mengalami penurunan nilai properti minyak dan gas bersih senilai US$ 75,68 juta. Provisi atas sengketa pajak juga meningkat dari US$ 127,72 juta menjadi US$ 278,37 juta.
Baca Juga: Penjualan Kabelindo Murni (KBLM) turun 23,15% yoy di 2020
Per 31 Desember 2020, jumlah aset PGAS sebesar US$ 7,53 miliar, yang terdiri atas liabilitas senilai US$ 4,57 miliar dan ekuitas senilai US$ 2,95 juta. Adapun jumlah kas dan setara kas PGAS per 31 Desember 2020 senilai US$ 1,17 miliar, naik dari posisi pada akhir 2019 senilai US$ 1,04 miliar.
Selanjutnya: Zebra Nusantara (ZBRA) siap menggarap pasar alat kesehatan hingga logistik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News