KINERJA EMITEN - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mampu membukukan pertumbuhan kinerja baik dari segi pendapatan maupun laba bersih, padahal volume produksi minyak sawit (CPO) turun. Kinerja ANJT terangkat harga jual rata-rata CPO yang menguat sampai kuartal ketiga tahun ini.
Lucas Kurniawan, Direktur ANJT mengatakan, hingga akhir September tahun ini, produksi CPO ANJT turun 2,6% secara tahunan menjadi 179.999 ton. Begitu pula dengan produksi tandan buah segar (TBS) yang menurun 2,1% secara tahunan menjadi 542.156 ton di kuartal ketiga tahun ini.
Menurut Lucas, penurunan produksi dipicu oleh cuaca buruk yang mempengaruhi panen buah sawit. Belum lagi memasuki bulan Maret 2020, harga CPO melemah akibat pandemi Covid-19 membuat beberapa negara penyerap CPO dunia seperti China dan India menunda pembeliannya.
"Tapi sekitar bulan Juni seiring aktivitas ekonomi dunia beranjak pulih, China mulai restocking CPO dan membuat harga jual membaik," terang Lucas saat paparan publik virtual, Senin (23/11).
Baca Juga: Harga CPO mulai pulih, ini prediksi analis soal prospek kinerja emiten CPO
Lebih lanjut, ia bilang, ANJT mencatatkan harga jual rata-rata CPO hingga kuartal ketiga tahun ini sebesar US$ 561 per ton atau naik 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 463 per ton.
Kondisi itulah yang menguatkan pendapatan bersih ANJT hingga triwulan ketiga tahun 2020 sebesar US$ 118,39 juta, naik 28,6% secara tahunan. Dikarenakan produksi turun, ongkos dan biaya operasional cenderung menyusut, hal ini menyebabkan profit ANJT cenderung menguat.
Alhasil hingga akhir September tahun ini, ANJT memperoleh laba bersih US$ 1,43 juta setelah di periode yang sama tahun sebelumnya ANJT mencatatkan rugi bersih US$ 5,93 juta. Adapun mengenai target hingga akhir tahun, Lucas mengatakan, akan sangat ditentukan lewat harga yang fluktuatif.
"Jika harga kondusif (menguat) seperti ini dan pandemi dapat terkendali, kami harapkan tahun ini bisa menjaga kinerja dengan mencatatkan laba bersih," sebut Lucas. Asal tahu saja tahun lalu, ANJT masih membukukan rugi bersih sebesar US$ 4,6 juta.
ANJT juga selektif menggunakan belanja modal (capex), dimana sampai dengan kuartal ketiga tahun ini jumlah yang terserap US$ 33,43 juta, atau turun 37,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyerapan capex tahun ini mayoritas untuk menyelesaikan proyek yang sudah jalan seperti peningkatan kapasitas pengolahan pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat dan penambahan fasilitas pembekuan sayuran edamame di Jawa Timur.
Sementara, untuk volume produksi CPO, Lucas optimistis tahun ini ANJT akan membukukan volume produksi CPO yang mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2019, jumlah CPO yang diproduksi ANJT mencapai 240.844 ton.
Din tahun 2021 nanti, ANJT masih mencermati perkembangan pasar komoditas CPO. Beberapa catatan, menurut Lucas, akan mempengaruhi harga dan industri ini mulai dari cuaca, harga komoditas minyak lainnya yang menjadi rival CPo seperti minyak sawit, serta produktivitas kebun.
Selanjutnya: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) akan alihkan saham tresuri, maksimal 7,67 juta saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News